Parallel Session ISEI: Reformula Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-Migas) Menuju Transformasi Ekonomi Indonesia

BANDARLAMPUNG, katalampung.com - Pada session Parallel Kredit dan Belanja Publik, peserta asal Samarinda, Aji Sofyan Effendi  dan M.Ikbal,  Dosen FEB Universitas Mulawarman Samarinda menyampaikan tentang "Reformula Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-Migas) Menuju Transformasi Ekonomi Indonesia” di Swiss-Bel Hotel, Bandarlampung, Kamis (20/10/2017).

Parallel Session ISEI: Reformula Bagi Hasil Sumber Daya Alam (DBH-Migas) Menuju Transformasi Ekonomi Indonesia
Dr. Aji Sofyan Effendi
“Paper saya ini menawarkan konsep, bagaimana formula DBH SDA (khususnya migas) menggunakan formula ilmiah, yang hasil akhirnya baik bagi daerah penghasil dan bukan penghasil migas saja, tapi juga baik bagi bangsa dan negara,” ujar Dr. Aji Sofyan Effendi.

Berdasarkan paper yang ditulisnya, tujuan utama penelitian ini adalah untuk menciptakan formula baru untuk bagi hasil minyak dan gas Pemerintah Indonesia, yang tidak pernah ada sebelumnya. Sejauh ini pemerintah memberikan dana dari APBN kepada pemerintah daerah yang merupakan penghasil minyak dan gas bumi yang berbasis pada UU No. 33 tahun 2004.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan ekplarotori dengan metode pembuatan formulasi, kemudian menentukan indikator beserta presentase bobot masing-masing indikator, menentukan alokasi dasar dan alokasi biaya fiskal dan anggaran belanja pemerintah pusat (APBN) dalam menerapkan formula dengan tiga skenario.

“Perdebatan keadilan presentase yang nisbi, harus sudah dihentikan karena menjadi tidak produktif, paper ini sebagai kritik atas Pemerintah Pusat sekaligus kritik terhadap Pemerintah Daerah,” tegas Aji Sofyan.

Dari hasil penelitiannya, Aji Sofyan Efendi dan M. Ikbal membuat formula DBHSDA. Menurutnya, dengan formula baru tersebut, harus diarahkan dalam bentuk block grant/ specifik grant yang lebih berorintasi pada peningkatan kehidupan sosial dan ekonomi produktif, bukan dipergunakan untuk biaya rutin pemerintah daerah sebagai bagian dari APBD.

Transformasi ekonomi merupakan jawaban untuk menerobos jenjang kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Indonesia yang lebih tinggi, khususnya daerah penghasil/ pengolah migas yang sampai sekarang ini masih rendah dilihat dari indikator kesejahteraan rakyat, dengan cara reorientasi dari industri hulu menjadi industri hilir (downstream).

Dilaporkan Oleh: Feri Hardani
Editor: Guntur Subing
Diberdayakan oleh Blogger.