Lebih Dari 300 Anak-Anak Palestina Ditahan di Penjara Israel
"Pada bulan Oktober 2015, terjadi lonjakan jumlah
anak yang diinterogasi dan ditangkap. Banyak dari mereka diadili di pengadilan
militer," katanya, sebagaimana dikutip dari Al Jazera.
"Anak-anak ini biasanya dijemput saat demonstrasi,
ditangkap karena melempari batu, karena diduga memiliki senjata,"
jelasnya.
Baca Juga: Viral Foto Remaja Lelaki Pelestina Dipukuli dan Ditutup Matanya Oleh Tentara Israel
Baca Juga: Viral Foto Remaja Lelaki Pelestina Dipukuli dan Ditutup Matanya Oleh Tentara Israel
Penangkapan anak-anak biasanya terjadi pada titik-titik
pergesekan. Baik di dekat permukiman, jalan bypass,
atau di lokasi konstruksi.
"Selama penangkapan ini, anak-anak menjalani
berbagai jenis penganiayaan, termasuk penyiksaan," katanya.
Kota Hebron di Tepi Barat Selatan telah menjadi lokasi
beberapa permukiman Israel di tengah masyarakat Palestina setempat.
Menurut kelompok hak asasi manusia B'Tselem,
orang-orang Palestina di Hebron telah dikenai pembatasan pergerakan, penutupan
jalan-jalan utama, dan penutupan sebuah pusat komersial utama.
B'Tselem telah mendokumentasikan bagaimana orang-orang
Palestina menjalankan pemeriksaan yang panjang dan memalukan di 20 pos
pemeriksaan permanen di Hebron.
Kehadiran tentara Israel telah menyebabkan sebuah
siklus konfrontasi, yang seringkali berakibat pada serangan militer malam dan
penangkapan.
Amjad Al-Najjar, juru bicara Kelompok Tahanan Palestina
yang berkantor di Hebron, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa sejak gelombang
demonstrasi terakhir, pasukan Israel telah menggunakan kekuatan yang berlebihan
saat memukul dan menahan orang-orang Palestina.
"Kebijakan mematahkan tulang yang terkenal telah
kembali," katanya, merujuk pada kebijakan Perdana Menteri Israel Yitzhak
Rabin.
Ketika dia menjadi menteri pertahanan selama Intifadah
pertama - atau pemberontakan massal, Rabin memerintahkan komandan tentara
Israel untuk mematahkan tulang pemrotes Palestina.
Saat ini, kebijakan ini telah berevolusi untuk secara
khusus menargetkan lutut dan kaki pemuda Palestina untuk melumpuhkan mereka dan
sebagai sarana untuk mencegah mereka melakukan demonstrasi.
"Dalam beberapa hari terakhir, setelah demonstrasi
mengenai perpindahan kedutaan AS, banyak pemuda yang kembali ke rumah setelah
ditahan berada dalam kondisi menyedihkan," kata Al-Najjar.
"Mereka sering diliputi darah dan jahitan di
kepala mereka akibat dilecehkan dan dipukuli oleh pasukan Israel," tambahnya.
"Mereka sering merasa sangat sakit, sehingga
mereka tidak dapat makan dan minum."
Editor:
Guntur Subing
Sumber:
Al Jazera