Smartphone Berpengaruh Buruk Pada Kapasitas Kognitif Manusia

BANDARLAMPUNG, katalampung.com - Samantha Harris, Direktur Humas Universitas Texas mengatakan, penelitian menunjukkan bahwa kapasitas kognitif kita berkurang setiap kali kita menjangkau ponsel - entah itu dinyalakan atau dimatikan.

Smartphone Berpengaruh Buruk Pada Kapasitas Kognitif Manusia

Pernyataan Samantha didasarkan pada  penelitian Adrian Ward dan rekan. Menurutnya, Adrian Ward melakukan eksperimen kepada hampir 800 pengguna smartphone.

Penelitian itu untuk mengukur, seberapa baik orang dapat menyelesaikan tugas mereka saat smartphone ada disekitarnya, bahkan saat mereka tidak menggunakannya.

Dalam satu percobaan, para peneliti meminta peserta studi untuk duduk di depan komputer dan melakukan serangkaian tes yang membutuhkan konsentrasi penuh agar bisa mencetak dengan baik. Tes tersebut disesuaikan untuk mengukur kemampuan kognitif peserta - yaitu kemampuan otak untuk memegang dan memproses data pada waktu tertentu.

Smartphone Berpengaruh Buruk Pada Kapasitas Kognitif Manusia

"Sebelum memulai, peserta secara acak diinstruksikan untuk menempatkan ponsel cerdas mereka di atas meja, ke dalam saku baju atau tas pribadi, atau di ruangan lain. Semua peserta diinstruksikan untuk mengubah ponsel mereka menjadi silent," tulis Samantha pada World Economic Forum, 6 Juli 2017.

Para periset menemukan bahwa peserta dengan telepon mereka di ruangan lain secara signifikan mengungguli orang-orang dengan telepon mereka di meja kerja, dan mereka juga sedikit mengungguli para peserta yang telah menyimpan ponsel mereka di dalam saku baju atau tas.

Temuan menunjukkan bahwa dengan kehadiran smartphone seseorang mengurangi kapasitas kognitif yang tersedia dan mengganggu fungsi kognitif. Walaupun mereka merasa memberikan perhatian penuh dan fokus pada tugas yang ada.

"Kami melihat tren linier yang menunjukkan bahwa saat smartphone menjadi lebih terlihat, kapasitas kognitif peserta yang tersedia berkurang," kata Ward, asisten profesor di McCombs School of Business di University of Texas di Austin.

"Pikiran sadar anda tidak memikirkan smartphone anda, tapi proses itu -proses meminta anda untuk tidak memikirkan sesuatu- menggunakan beberapa sumber kognitif terbatas anda. Ini menguras otak, "kata Ward.

Dalam percobaan lain, para periset melihat bagaimana ketergantungan pada smartphone atau betapa kuatnya seseorang merasa perlu memiliki smartphone agar bisa mendapatkan kapasitas kognitif yang mempengaruhi kesehariannya.

Peserta melakukan serangkaian tes berbasis komputer yang sama seperti kelompok pertama dan ditugaskan secara acak untuk menjaga agar smartphone mereka terlihat di atas meja, di saku baju atau tas, atau di ruangan lain. Dalam percobaan ini, beberapa peserta juga diinstruksikan untuk mematikan ponsel mereka.

Para periset menemukan bahwa peserta yang paling bergantung pada smartphone mereka tampil lebih buruk dibandingkan dengan rekan mereka yang kurang bergantung, namun hanya saat mereka menyimpan ponsel cerdas mereka di atas meja atau di saku baju atau tas mereka.

"Ward dan rekan-rekannya juga menemukan bahwa tidak masalah apakah smartphone seseorang dinyalakan atau dimatikan, atau apakah benda itu tergeletak menghadap ke atas atau menghadap ke bawah di atas meja," ujar Samantha.

Memiliki smartphone, kata Samantha, baik dalam penglihatan atau mudah dijangkau, mengurangi kemampuan seseorang untuk fokus dan melakukan tugas. Menurutnya, hal itu disebabkan bagian otak secara aktif bekerja untuk tidak mengangkat atau menggunakan telepon.

"Bukannya peserta terganggu karena mereka mendapat pemberitahuan di telepon mereka," kata Ward. "Kehadiran smartphone sudah cukup untuk mengurangi kapasitas kognitif peserta yang diteliti."
Diberdayakan oleh Blogger.