Sri Mulyani: Serapan APBN 2017 Di Atas 90 Persen

JAKARTA, katalampung.com – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan serapan belanja negara tahun 2017 baik dari belanja modal maupun belanja barang naik 90 persen, dan belanja sosial terserap 100 persen.

 
Sri Mulyani: Serapan APBN 2017 Di Atas 90 Persen
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memaparkan capaian kinerja APBN 2017 dalam acara Konferensi Pers di aula Djuanda kantor pusat Kemenkeu (02/01). Sumber: Kemenkeu

Dijelaskan Sri Mulyani, belanja-belanja negara mencapai 2001,6 trilyun rupiah. Dan belanja tersebut berjumlah total sebesar 93,8% dari belanja APBN 2017.

“Yang positif adalah belanja modal yang mencapai 92,8% dibandingkan tahun 2016 yang hanya teralisir 82%. Tahun 2015 hanya 85,2%. Jadi penyerapan dan eksekusi belanja tahun 2017 jauh lebih baik,” kata Sri Mulyani di Aula Djuanda Kantor Pusat Kementerian Keuangan, Selasa, 2 Januari 2018.

Sementara itu, belanja barang realisasinya mencapai 96,8 persen. Sedangkan untuk tahun 2016 serapan hanya mencapai 85,3 persen. Tahun 2015 sebesar 89,8 persen.

“Jadi, penyerapan 2015-2016 di bawah 90%. Tahun 2017 belanja sosial mencapai 100%. Belanja pemerintah pusat 1.249,6 trilyun atau 92,1% dari APBN-P,” ungkapnya.

Peningkatan serapan tersebut diarahkan kepada pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan. Dengan output seperti jalan, jembatan, bandara, rel kereta api, Kartu Indonesia Pintar, Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), penyaluran beasiswa bidik misi, Kartu Indonesia Sehat serta Program Keluarga harapan (PKH).

“Beberapa outputnya telah dibangun infrastruktur jalan 794 km, jembatan 9.072 meter, bandara 3, bandara multi years 8, rel kereta api 618,3 km,” jelasnya.

Menurut Sri Mulyani, penyaluran untuk Kartu Indonesia Pintar telah mencapai 19,8 juta siswa. Sedangkan untuk dana BOS telah disalurkan untuk 8 juta siswa, bidik misi untuk 364,4 ribu mahasiswa.

“Di bidang kesehatan dan perlindungan sosial, KIS mencakup 92,1 jiwa dan PKH penerima manfaatnya sebesar 6 juta jiwa,” imbuhnya.

Sementara untuk defisit pengelolaan APBN tahun 2017, Sri Mulyani menilai cukup baik di angka 2,57 persen. Angka tersebut lebih rendah dari target APBN-P sebesar 2,92% dan rasio utang di bawah 30%. Ia menyampaikan hal ini pada konferensi pers mengenai capaian kinerja APBN 2017.

“Defisit APBN tahun 2017 hanya sebesar 2,57%. Ini di bawah range 2,6 bahkan di APBN-P tercantum 2,92%. Rasio utang kita tetap terkendali di bawah 30%,” jelasnya.

Keseimbangan primer juga terjaga di angka Rp129,3 triliun. Menurutnya, angka tersebut di bawah target APBN-P sebesar Rp178 triliun. Dengan performa APBN 2017 yang memiliki defisit terkendali di bawah 3%, Sri Mulyani optimis, APBN masih memiliki daya dorong dan berkelanjutan.


“Dengan demikian, APBN kita masih memiliki daya dorong namun kesehatan dan sustainabilitasnya tetap terjaga dengan baik,” pungkasnya.(kmk/dde)
Diberdayakan oleh Blogger.