CCED Unila Gelar Diskusi dan Dialog Tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia

BANDARLAMPUNG, KATALAMPUNG.COM – UPT Pengembangan Karir dan Kewirausahaan Universitas Lampung atau Center For Career and Entrepreneurship Development University of Lampung (CCED Unila) bersama Indonesia Career Center Network (ICCN) menyelenggarakan Diskusi Kupas Tuntas “Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia”, Sabtu, 24 Februari 2018.


CCED Unila Gelar Diskusi dan Dialog Tentang Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia


Acara yang dilaksanakan di Ruang Sidang Lt. 2 Rektorat Universitas Lampung ini menghadirkan Ketua Umum Indonesia Human Resources Institute (IndHRI) Yunus Triyonggo, PhD., CAHRI dan Presiden Indonesia Career Center Network (ICCN)/ Kepala ITB Career  Center Dr. Eng. Bambang Setia Budi, S.T., M.T.

Baca Juga: Yunus Triyonggo: Presiden Jokowi Canangkan 2019 Sebagai “The Year Of Human Capital”

Dalam sambutannya Kepala CCED Unila Dr. Ayi Ahadiat, S.E., M.BA., mengatakan tujuan dari dihadirkannya penyusun SKKNI ini adalah untuk melihat bagaiamana suasana industri kedepan terkait apa yang harus dipersiapkan terhadap lulusan dari Unila. Tugas dari pusat pengembangan karir dan kewirausahaan adalah memastikan lulusan Unila yang bisa merespon kebutuhan dunia kerja, dunia usaha dan dunia industri.

“Dengan diskusi ini diharapkan pemahaman dari berbagai perspektif, sehingga memperkuat SKKNI terutama dalam Bidang MSDM,” ujar Dr. Ayi.

Menurutnya, Presiden Jokowi telah mencanangkan pada tahun 2019 ini sebagai Indonesia Competence dengan fokus daya saing pada SDM. Daya saing pada orang (people) ini akan hilang momentumnya jika tidak cepat direspon atau direbut.

Pada kesempatan yang sama, Presiden ICCN Dr. Eng. Bambang Setia Budi mengungkapkan kompetensi mahasiswa dan alumni perguruan tinggi erat kaitannya dengan dunia kerja. Untuk itu dibutuhkan upaya untuk membaca situasi industri dan kebutuhakn dunia kerja yang terkait dengan SKKNI.

“Kualitas tenaga kerja di Indonesia mengalami disparitas, baik dari sabang sampai merauke. Dengan adanya SKKNI, diharapkan Indonesia memiliki standarisasi dalam dunia kerja. Dan tugas dari pusat karir adalah untuk mendekatkan standarisasi SKKNI ini di seluruh Indonesia sehingga match secara menyeluruh dan merata,” ujar Bambang.

Indonesia Competence, menurut Bambang, diharapkan bisa dipahami baik di dunia pendidikan maupun di dunia industri. Kerjasama ICCN dengan pusat karir ini adalah langkah awal untuk memberikan pemahaman dengan berbagai persepektif.

Sementara itu, Rektor Unila Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., menjelaskan bahwa saat ini perguruan tinggi telah diminta untuk memfokuskan atau mengadaptasi kurikulum berbasis KKNI. Unila, menurut rektor, telah mengadaptasi Kurikulum Berbasis KKNI apalagi saat ini Indonesia telah memasuki era revolusi industri tahap 4.0. Di mana sebelumnya, Unila telah menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi.

Baca Juga: Mengapa Pendekatan Berbasis Kompetensi Penting? 

“Tuntutan kedepan, lulusan perguruan tinggi harus memiliki kemampuan kompetitif yang dipersyaratkan. Semua profesi, kedepan harus memiliki sertifikat kompetensi. Untuk itu Unila akan mempersiapkan lulusan yang tidak hanya berijazah namun juga memiliki sertifikat kompetensi, sehingga mampu bersaing,” kata Rektor.

Menurut Rektor, yang akan dihadapi oleh generasi masa depan tidak hanya berdasarkan kepintaran saja, tetapi juga memiliki kompetensi terhadap kemampuan yang dimilikinya.

Editor: Guntur Subing
Diberdayakan oleh Blogger.