FPBI Nilai Skenario Pensiun Dini Sukarela (PDS) PT. Arnotts Sebagai PHK Karyawan

KATALAMPUNG.COM - Federasi Perjuangan Buruh Indonesia (FPBI) akan memperjuangkan kesejahteraan anggotanya yang bekerja di PT Arnotts Indonesia di Bekasi agar tidak dibehentikan dengan mengatasnamakan Pensiun Dini Sukarela (PDS). Karena, sampai hari ini, Kamis (24/5) sekitar 80 pengurus FPBI mendapat PDS secara acak dari pihak perusahaan sehingga terkesan pemaksaan.


FPBI Nilai Skenario Pensiun Dini Sukarela (PDS) PT. Arnotts Sebagai PHK Karyawan


“Sebenarnya PDS ini mungkin sebagai skenario dari perusahaan untuk Pemutus Hubungan Kerja ( PHK) karyawannya. Karena PDS adalah program perusahaan dan sikap serikat tidak melarang buruh atau anggota untuk mengambil program tersebut,” kata Ketua FPBI, Herman Abdurrahman, Kamis (24/5).

Pada awal Mei 2018 kemarin, pihak perusahaan menawarkan PDS untuk seluruh karyawan yang bekerja di PT Arnotts Indonesia dengan target di tahap pertama mencapai 300 orang.

”Mereka menawarkan kebijakan pengunduran diri sukarela (PDS) ke seluruh buruh di PT  Arnotts Indonesia dengan kuota 300 orang yang terdiri dari 2 serikat, yakni SPSI dan SPMAI. Meski kepengurusan kedua serikat itu banyak yang menerima, tetapi kepengurusannya dibawahnya bergejolak bahkan tidak memahami alasan mendapat PDS itu,” ujarnya.

Sementara itu serikat FPBI secara keseluruhan yang juga tergabung dalam perusahaan tersebut menolak adanya PDS itu.

"Bagi teman-teman di FPBI yang terpenting adalah bekerja. Walaupun perusahaan menawarkan kompensasi di PDS itu. Tapi kawan-kawan FPBI memandang bahwa bekerja itu lebih baik, karena ini urusannya masa depan dan sebagainya, meski PDS tersebut sesuai dengan Sk penetapan tidak dari awal masuk kerja,” ujarnya.

Selanjutnya bebererapa waktu lalu pihak perusahaan menawarkan ke pengurus untuk mengisi nama-nama anggotanya yang akan masuk dalam PDS. Namun pihaknya menolak tarawan tersebut.

”Kemudian dari hari ke hari kawan – kawan ditunggu karena tidak menyetorkan nama, maka kami (perusahaan) yang memilih. Kemudian, dari kawan-kawan pengurus mengatakan silahkan saja, tetapi kami tetap tidak akan merespon itu,” jelasnya.

Sejak Rabu – Kamis (23-24/5) dari yang awalnya pihak perusahaan menawarkan PDS, kini menjadi PHK sepihak dan diluar ketentuan UU nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan dan terindikasi pada Union Busting (pemberantasan serikat).

“Karena FPBI tidak ada yang mengambil PDS-nya, kemudian pihak perusahaan mencomot begitu saja. Dan itu rata-rata  pihak dari kepengurusan yang dipaksa di PDS kan yang sudah mencapai 80 orang dan berpotensi bertambah."

“Namun, dari PDS yang dipilih oleh pihak perusahaan ini terdapat sedikit kejanggalan. Karena sebagian besar pengurus dari FPBI yang mendapat PDS," ujarnya

Dengan turunnya surat PHK itu, Pihaknya menolak adanya kebijakan itu menggelar aksi dengan mendirikan tenda di depan perusahaan tersebut dengan memasang tenda.

”Mulai hari ini kita sudah memasang tenda di depan perusahaan untuk seluruh anggota FPBI,” ucapnya.

Selain itu, pihaknya akan mencoba berkomunikasi bersama sembilan serikat yang bergabung dalam KPBI untuk melakukan aksi  di depan perusahaan tersebut dan ke Kedubes Amerika Serikat serta Australia selaku pemilik modal pada Rabu (6/6).

”Kita coba berkomunikasi dengan pemodalnya untuk menghentikan PDS tersebut. Biarkan teman-teman tetap bekerja. Karena alasan melakukan PDS sebagai efisiensi pengeluaran perusahaan yang kabarnya merugi selama empat tahun merugi sudah terpatahkan," jelasnya.

Ia menambahkan, di sisi lain pihak perusahaan mau merekrut  tenaga kontrak dan menambah masa kontrak untuk para pekerja didalam perusahaan itu. 

"Kalau memang mengalami kerugian, kita buktikan secara ilmiah sehingga adanya transparansi. Atau mau ke PTUN, kita buktikan dengan audit publik, kita perjelas dulu  apakah PT Arnotts ini merugi.  Tapi bagi kami tidak ada satu permasalahan yang membuat PT Arnotts merugi dengan melihat produksi masih berjalan normal,” ungkapnya.

Oleh karena itu, ia berharap PT Arnotts Indonesia dapat menghentikan PDS tersebu.

"Inikan suasana Ramadhan, seharusnya perusahaan lebih menggunakan nurani. Kok ini malah menodai ketenangan Ramadahan. Padahal kawan-kawan sudah bekerja dengan sangat keras dan baik sambil menahan lapar agar perusahaan mendapat keuntungan,” pungkasnya. (TM)
Diberdayakan oleh Blogger.