Panwas Bubarkan Kampanye Terselubung Tim Arinal di Pringsewu
"Kami
hanya menyampaikan visi dan misi dari calon gubernur nomor urut 3 saja, terkait
kampanye satu desa/pekon, satu ambulance," kata Wakil Ketua DPD Partai
Golkar Provinsi Lampung dan juga Anggota dari Fraksi Golkar Salamun sambil
mengajar genggamnya telponnya.
Akhirnya
pertemuan yang sarat dengan dugaan kampanye dan tanpa memiliki izin tersebut,
dibubarkan oleh Panwaslu Kabupaten Pringsewu. Panwaskab pun menggelar jumpa
pers terkait dugaan pelanggaran Kampanye yang dilakukan tim pemenang paslon
nomor urut 3.
"Kami
menelusuri dan mengawasi yang ternyata di lokasi dan terlihat dan terindikasi
kuat pertemuan antara kepala pekon dan tim kampanye atau partai politik salah
satu pendukung paslon, memang kita melihat ada beberapa orang
terindikasi kuat bahwa mereka Kepala Pekon di Kabupaten Tanggamus, Kita sudah
mengklarifikasi kepada pihak penyelenggara setempat, dan sempat kita tanyakan
mengenai surat pemberitahuannya apakah sudah masuk baik ke panwas
ataupun ke KPU dan diakui belum ada, sehingga kita putuskan berdasarkan
ketentuan kita minta untuk mebubarkan diri. Indikasi awal seperti ada dugaan
pelanggaran pemilihan tetapi akan kita perdalam dulu terkait bukti maupun
saksi," kata Komisioner Panwaskab Pringsewu, Azis Amirwan didampingi
Panwaskab Tanggamus Ali Usman, dan panwaskab Pesawaran
Riswanto, dalam jumpa pers yang berlangsung di Kantor Panwaskab
Pringsewu Jl. KH. Gholib Raya, Pringsewu Barat , Selasa (15/5) sekitar pukul
18.00 Wib .
Ke
depan, Lanjut Azis, pihaknya melihat dahulu duduk perkaranya apakah ada
keterlibatan mendukung paslon, yang jelas undang undang yang kita kaji secara
mendalam soal kehadiran kepala pekon di acara tersebut UU No. 10 tahun 2016
tentang pemilihan gubernur.
"Pada
pasal 70 ayat 1 bahwa paslon dilarang melibatkan kepala pekon/desa, dan akan
kita kaji lebih dalam lagi soal undang undang alternatif terkait keterlibatan
kepala pekon," tambahnya.
"Karena
yang hadir adalah kepala pekon yang ada di kabupaten Tanggamus dan Pesawaran,
kami tentunya melibatkan Panwaskab Tanggamus dan Panwaskab Pesawaran untuk
bersama sama mengkaji dugaan pelanggaran yang dilakukan," tandasnya.
Pada
kegiatan itu, awak media sempat diintimidasi saat meliput acara pertemuan Kepala
Pekon di Kabupaten Tanggamus dan Pesawaran dengan partai pengusung paslon nomor
urut 3 yaitu PKB dan Golkar. Pada akhirnya pertemuan di Hotel Balong Kuring
Pringsewu itu dibubarkan oleh Panwaskab Pringsewu, Selasa (15/05).
Kejadian
intimidasi bermula saat para wartawan mencoba merekam kegiatan yang berlangsung
di salah satu aula Hotel Balong Kuring, dimana pertemuan dengan kepala pekon
sedang berlangsung. Melihat adanya beberapa media yang meliput, salah satu
panitia penyelenggara yaitu Azwan yang merupakan Anggota DPRD Kabupaten
Tanggamus dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) keluar dari ruangan dan
mencoba menepis smartphone milik
wartawan media yang sedang merekam gambar (video).
Usai
menepis, Azwan kemudian mengucapkan kata-kata yang menjurus intimidasi dan
menghalangi wartawan untuk meliput. "Kamu kenal saya
kan, gak usah ambil-ambil gambar, kalian tahu kan siapa saya,"
ucap Azwan dengan nada lantang sambil menunjuk jari telunjuk kearah dadanya.
Di
tempat yang sama, Salamun, Wakil ketua DPD partai Golkar Provinsi Lampung dan
juga Anggota dari Fraksi Golkar saat dikonfirmasi tentang kegiatan yang dilakukan
di hotel ternama di Kabupaten Pringsewu tersebut membantah, Jika kegiatan yang
dilakukan dalam rangka kampanye pemenangan paslon nomor 3 Arinal-Nunik.
"Hari
ini kami membuka kesempatan untuk kepala pekon yang berminat menjadi (bacaleg)
dan mengundang semua unsur, tidak ada arahan untuk menggiring ke paslon Gubernur
Lampung nomor 3, untuk pilgub hanya mensosialisasikan PKB dan Golkar (partai
pengusung cagub nomor 3) intinya bahwa kami konsolidasi untuk menggelar karpet,
antara karpet kuning (golkar) dan karpet hijau (PKB) kita gelar sama-sama yang
saat ini kekurangan bakal calon legislatif," kilahnya.
Saat
ditanyakan adanya kepala pekon yang terlibat dalam acara tersebut, bahkan
Salamun pun enggan menjawab dengan nada ragu-ragu menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang terlontar. (#)