Posko Demokrasi Gelar Ritual Mandi Air Kembang, Simbol Pembersih Diri Dari Dosa Politik Pada Pilgub Lampung 2018

KATALAMPUNG.COM - Sebagai bentuk penyelamatan kebudayaan di Lampung, yang telah diacak-acak oleh cukong Money Politic. Posko Demokrasi menggelar ritual mandi air kembang di Tugu Adipura, Bandarlampung, Senin (3/7/2018).

Posko Demokrasi Gelar Ritual Mandi Air Kembang, Simbol Pembersih Diri Dari Dosa Politik Pada Pilgub Lampung 2018

Rismayanti Borthon koordinator aksi mengatakan, ritual mandi kembang ini diartikan sebagai simbol pembersihan diri dari segala dosa politik selama pesta demokrasi berlangsung.

"Dalam pesta demokrasi pilgub Lampung kemarin. Kita merasakan amplop milik cukong politik bertebaran, merusak tatanan budaya Lampung, Piil Pesenggiri. Sehingga kita menggelar ritual mandi kembang sebagai bentuk penyelamatan Demokrasi Lampung dari politik uang," kata Aktivis Liga Mahasiswa Nasional Demokrasi (LMND), Senin (2/7/2018).

Tidak hanya itu, posko ini pun melakukan pemotongan tumpeng, layaknya ritual ruwatan pada umumnya.

"Potong tumpeng ini diartikan sebagai disimbolkan  kekayaan Bumi Lampung yang semestinya dinikmati dan dibagi kepada segenap rakyat Lampung bukan korporasi," kata dia.

Tidak mandi kembang dan potong tumpeng saja. Mereka juga melakukan pembakaran kemenyan, sejenis wewangian yang pada zaman dahulu dipercaya oleh sebagain untuk mengusir roh jahat.

"Pembakaran menyan sebagai simbol pengusiran hal-hal buruk yang bisa membawa Bumi Lampung pada kehancuran. Cukong Money Politic harus di usir dari Lampung," katanya.

Dalam aksi ini pun, ada empat poin penting diingikan massa yang bertahan di posko demokrasi. Pertama, mereka inginkan penyelenggara usut tuntas aktor politik Uang pada pemilukada Gubernur dan wakil Gubernur. Kemudian tangkap Cukong Politik Uang dan pihak-pihak yang melindungi.

"Kita juga akan Bekukan Bawaslu Lampung jika lakukan pembiaran pelaku politik uang. Usir cukong politik uang yang sudah menghancurkan Peradaban Bumi Tanah Lado. Dan terahir Pemilukada Ulang," kata Risma.
Diberdayakan oleh Blogger.