Relawan Vertical Rescue Indonesia (VRI) Lampung Tuntaskan Jembatan Gantung Darurat Sederhana ke-9 Bersama Warga Gedongtataan
Menurut
Kepala Desa setempat, Wasiman, jembatan tersebut adalah jembatan penghubung dua
dusun dan digunakan oleh siswa dari berbagai desa sekitar untuk menuju ke SMPN
26 dan SDN 3 yang berada tidak jauh dari lokasi jembatan. Selain kebutuhan
untuk sekolah, setiap sore banyak anak mengaji yang melintas dan menyebrangi
sungai.
Informasi
adanya kebutuhan mendesak dari masyarakat langsung ditindaknjuti oleh relawan
Vertical Rescue Indonesia (VRI) Lampung untuk segera meninjau lokasi. Bagi para
relawan, pendidikan anak-anak bangsa harus menjadi prioritas dan merupakan hal
yang mendesak.
“Membantu
adik-adik kita agar tidak terhambat ke sekolah adalah suatu tugas terhormat
buat kami,” demikian tutur Muhammad Kariskun, Koordinator VRI di Lapangan.
Kemarin,
Sabtu 14 April 2018, Jembatan Gantung Darurat Sederhana Desa Karanganyar telah
resmi diserahkan oleh para Relawan kepada Warga Desa yang diwakili oleh Kepala
Desa Wasiman. Panjang Bentang jembatan gantung tersebut adalah 46m. Dikerjakan
dengan gotong royong oleh Warga Masyarakat dibantu Tim Relawan Vertical Rescue
Indonesia dan segenap relawan pendukung lainnya.
“Jembatan
ini adalah jembatan asa, jembatan harapan, untuk adik-adik kita berangkat ke
sekolah, yang sebulan sebelumnya terputus akibat luapan banjir sungai. Demi
masa depan anak-anak bangsa mohon agar dijaga bersama oleh Bapak dan Ibu,
karena sekarang ini milik Bapak dan Ibu, bukan milik Relawan,” demikian pesan
Donni Ariesta yang mewakili Relawan dalam serah terima jembatan.
Donnie
mengapresiasi peran serta masyarakat khususnya warga Karanganyar yang sangat
luar biasa sehingga Jembatan Gantung Darurat sederhana tersebut dapat
dikerjakan dalam waktu singkat, hanya 5 hari. Selain untuk akses pendidikan,
jembatan tersebut juga dapat digunakan oleh warga yang sebagian besar petani
untuk sehari-sehari ke ladang atau sawahnya.
Jembatan
ini adalah jembatan ke-9 yang dibangun Vertical Rescue Indonesia Lampung dalam
program Ekspedisi 1000 Jembatan Gantung Lampung untuk Indonesia. Muhammad Ridho
Ficardo (Gubernur Non aktif) merupakan tokoh dibalik gerakan sosial ini. Nilai
utama dan semangat dari Program Ekspedisi 1000 Jembatan Gantung Lampung Untuk
Indonesia adalah Gotong Royong seperti yang pernah diungkapkan Ridho.
Dalam
sambutan salah satu warga menyampaikan rasa terima kasih yang besar kepada para
relawan, karena mereka menyaksikan sendiri para relawan bekerja siang dan
malam, bahkan ketika hujan untuk menuntaskan pembangunan jembatan tersebut.
Warga
juga menyampaikan terima kasih kepada Muhammad Ridho Ficardo, yang memiliki
inisiatif program sosial yang bermanfaat dan dirasakan betul oleh masyarakat.
Bahkan mereka baru tahu kalau di Kecamatan Gedongtataan sendiri telah dibangun
2 jembatan gantung sebelumnya yaitu di Desa Bagelen dan Desa Sukaraja.
Malam
itu, pada kesempatan serah terima, secara kebetulan, Ibu Yustin Ridho Ficardo
juga mampir dan bergabung dengan warga dan relawan, selaku tokoh pendidikan
yang sangat peduli dengan pendidikan anak-anak, dan ingin meninjau bagaimana
kegiatan bakti yang dilakukan oleh para Relawan dan warga masyarakat.
Yustin
sangat bangga dengan para relawan dan warga yang bergotong royong serta akan
terus mendorong gerakan ini agar terus dapat memberikan manfaatkan
seluas-seluasnya untuk warga di daerah-daerah yang tidak terjangkau maupun
kesulitan akses untuk pendidikan, kesehatan, dan pertanian.(rls)