Zulkifli Hasan Bantah PAN Wak Out
Rapat
Paripurna pada Jumat (21/7/2017) dini hari itu akhirnya mengesahkan RUU Pemilu
menjadi Undang-Undang.
Zulkifli
menegaskan, partainya tidak walk out melainkam abstain. Langkah abstain
ditempuh karena PAN tidak menyepakati opsi metode konversi suara yang
ditetapkan melalui sainte lague murni.
sumber foto: kompas.com |
Ia menambahkan,
jika mendukung opsi sainte lague maka seluruh kader partainya akan memprotes
dirinya.
Ia
menyatakan, dalam Rapat Paripurna, yang dimaksud Sekretaris Fraksi PAN Yandri
Susanto saat menyampaikan pandangan akhir sebelum abstain ialah ketidaksetujuan
terhadap opsi sainte lague sebagai metode konversi suara yang dipilih.
Isu
presidential threshold, kata Zulkifli, merupakan bagian dari penawaran agar PAN
bisa meloloskan usulan kuota hare pada Undang-Undang Pemilu. Zulkifli
menegaskan, kekukuhan partainya memperjuangkan opsi kuota hare untuk
mempertahankam eksistensi partai.
"Kami
minta sainte lague diganti kuota hare. Karena kalau saya mendukung sainte
lague, saya dimarahi kader. Karena kami memang kalau sainte lague itu PAN ya
bunuh diri. Itu aja yang maklum. Oleh karena itu, kami abstain. Tolong
diluruskan," ujar dia.
Sebelumnya,
agenda voting untuk mengesahkan RUU Pemilu diwarnai aksi walk out yang
dilakukan empat fraksi. Adapun empat fraksi itu adalah Fraksi PAN, Fraksi
Partai Gerindra, Fraksi Partai Demokrat, dan Fraksi PKS.
Dengan
demikian, pengesahan RUU Pemilu menjadi UU Pemilu dilanjutkan dengan peserta
rapat paripurna dari enam fraksi.
Sebelumnya,
PAN dan PKB menjadi dua partai yang menentukan keputusannya pada detik-detik
akhir pengambilan keputusan.
PKB
sebelumnya juga masih belum satu suara dengan pemerintah. Namun atas sejumlah
pertimbangan, partai tersebut akhirnya ikut ke gerbong pendukung pemerintah.
Poin
presidential threshold menjadi yang paling alot dibahas. Kelompok yang menolak
threshold 20-25 persen menilai, threshold sudah tak relevan karena pileg dan
pilpres dilaksanakan serentak.
Partai
pendukung pemerintah berkeras mempertahankan angka tersebut, bahkan sempat
mengancam kembali ke Undang-undang lama jika usulan itu tak disetujui. Sikap
ngotot mereka sempat mengundang kritik dari sejumlah pihak, termasuk pihak yang
mengusulkan presidential treshold 0 persen.
Pemerintah
dianggap mau mengamankan posisi Joko Widodo untuk Pilpres 2019. Wakil Ketua
Umum Partai Gerindra, Fadli Zon, bahkan sempat menuding pemerintah dan partai
pendukung pemerintah mau menjegal Prabowo Subianto. Seperti diketahui, nama
Ketua Umum Partai Gerindra itu juga digadang-gadang kembali maju pada Pilpres
2019.