Chairman: Usaha Tanpa Berdoa Adalah Kesombongan
Selain mengidamkan di terima kerja di perusahaan,
mereka juga mengincar di terima sebagai PNS (Pegawai Negeri Sipil) . Bisa di
tebak, jika pemerintah membuka lowongan CPNS pasti akan langsung di serbu
hingga puluhan ribu lulusan sarjana.
Berbeda dari lulusan sarjana sebayanya, Chairman
sarjana lulusan Akuntansi Universitas Lampung lebih memilih untuk merintis jalan
dengan membuka usaha fotocopi dan percetakan.
Lulus sekitar 2 tahun silam, pria yang bernama lengkap Chairman Sani tak
jauh berbeda dengan sarjana lain pada umumnya. Beberapa perusahaan pun pernah
ia jadikan batu loncatan untuk mendapatkan penghasilan.
Namun, ia merasa apa yang di dapatkan dengan
pekerjaanya saat itu tak cukup untuk menampung daya kreatifnya. Oleh karenanya,
Chairman harus bersikap meninggalkan pekerjaannya dan beralih meniti usahanya
sendiri.
Pada awalnya, Chairman hanya mengandalkan sebuah mesin
foto copy milik ayahnya. Selain fotocopy, kini usaha yang ia tekuni di sekitar
kampus UIN Raden Intan pun merambah ke usaha
rental computer dan percetakan.
Dari usahanya tersebut, remaja yang memegang prinsip
utamakan kualitas dan kepuasan konsumen itu dapat meraup keuntungan yang
terbilang tak sedikit. kini perbulan keuntungan usahanya mencapai 7 juta
perbulan.
Pada saat ditemui oleh reporter katalampung.com Chairman
menegaskan bahwasanya berwirausaha adalah pilihan jalan hidup dan bukan untuk
sambilan saja.
"Saya memilih untuk menjalankan usaha ini bukan
karena saya bodoh, IPK saya diatas 3.
Tapi ini adalah pilihan hidup saya karena saya yakin bahwa 9 pintu rizki ada di
niaga," kata Chairman.
Chairman juga menamahkan bahwa saat ini omsetnya mulai
turun biasanya mencapai 10 juta perbulan.
Hal ini dikarenakan semakin banyaknya usaha fotocopy di lingkungan
usahanya dan harga-harga bahan baku seperti tinta fotocopy, kertas dan listrik mengalami kenaikan.
Tak ayal, di tengah persaingan usaha sejenis, ia selalu
memodifikasi nilai tambah bagi konsumen. Salah satunya, dirinya siap menjemput
pekerjaan bagi konsumen yang tidak memiliki waktu banyak untuk ke lokasi
usahanya. “Bagaimanapun pelayanan saya harus berbeda dari yang lain. Jadi,
walau usaha sama dan banyak persaingan. Kita tetap punya nilai tambah dan
konsumen semakin loyal” terang pria yang juga aktif berorganisasi selama kuliah
dulu.
Ia yakin usaha akan bersaing dengan usaha lain yang
sejenis. “ kuncinya berusaha dan berdoa. Istilahnya ora et labora. Karena usaha tanpa berdoa adalah kesombongan.
Kedepan dirinya akan mendiversifikasikan jenis usaha ini. Hal tersebut
bertujuan agar ketika terjadi situasi seperti ini usahanya tetap bisa bertahan.
(gsi/aoy)