Polemik Dana Desa Di Lampung Barat, Sekretaris Gapensa; Usut Tuntas
Garda Pembangunan Tunas Bangsa (Gapensa) Lampung ikut
angkat bicara mengenai masalah tersebut. Saat ditemui tim katalampung.com di Bandarlampung, Sekretaris Gapensa Ferly
Fernando mengatakan bahwa wajar saja jika masalah ini menarik perhatian publik.
"Wajar saja kalu keberangkatan Ibu-ibu PKK
se-Lampung Barat ke Bali kita curigai? Ada tidak dalam APBDes?. Kenapa harus
ibu-ibu PKK yang berangkat?. Memangnya tidak ada perangkat desa yang
lain?," tanya Ferly.
Lebih lanjut, Ferly mengatakan bahwa Gapensa akan menindak lanjuti permasalahan ini
sampai benar-benar jelas sehingga tidak lagi menuai polemik di masyarakat.
"Dalam waktu dekat kita akan menyambangi Inspektorat, BPK, dan Kejaksaan untuk mengusut tuntas
permasalahan ini, " tegas Ferli.
Ferly menambahkan, untuk mengetahui apakah penggunaan Dana
Desa untuk bimtek ibu-ibu PKK se Lampung Barat menyalahi aturan atau
tidak, maka perlu dilakukan audit penggunaan anggaran desa. BPK, katanya harus melakukan audit terhadap permasalahan ini.
Sebagai bagian dari masyarakat, Ferly sendiri mengaku
prihatin dengan kejadian tersebut. Dia bahkan menaruh keheranan.
"Kecurigaan kami, ini cuma jalan-jalan saja yang dikemas sebagai bimtek. Ada yang diuntungkan dari kegiatan ini,"
papar Ferly.
Menurut Ferly, Dana Desa yang digelontorkan oleh
pemerintah sangat besar. Seharusnya, dana tersebut digunakan dengan hati-hati
dan untuk kesehjateraan masyarakat.
Menurutnya, Permendes Nomor 4 tahun 2017 secara tegas
mengatakan bahwa prioritas penggunaan Dana Desa untuk membiayai pelaksanaan
program dan kegiatan di bidang Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa, yang diutamakan untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang
bersifat lintas bidang, terutama bidang kegiatan BUMDesa atau BUMDesa Bersama,
embung, produk unggulan Desa atau kawasan perdesaan dan sarana olah raga.
"Itu juga penggunaan Dana Desa harus
dipublikasikan kepada masyarakat di ruang publik yang dapat diakses oleh
masyarakat. Permendes No. 4 tahun 2017 sangat menegaskan hal tersebut. Kami
sangat berharap, Dana Desa tidak menjadi bahan bancakan baru. Tidak menjadi
sumber bisnis baru bagi pihak-pihak yang hanya mau ambil untung. Ini bukan
hanya di Lampung Barat saja ya, tapi untuk semua Prioritas Penggunaan Dana Desa
khususnya di Lampung. Kami akan dorong untuk dilakukan audit BPK," tutup Ferly.(gsi)