Parallel Session ISEI, Ketimpangan Indonesia: Tren, Penyebab dan Terobosan Kebijakan
Dengan gaya penyampaian yang atraktif, Prof. Mudrajad
menyampaikan Small Research yang
berjudul “Ketimpangan Indonesia : Tren,
Penyebab, dan Trobosan Kebijakan” di Ballroom Swiss-Bel Hotel,
Bandarlampung, Kamis (19/10/2017).
Akademisi UGM ini menggunakan 4 landasan teori dalam
metodologi risetnya. Pertama, Teori
Kuznet. Kedua, Desentralisasi Fiskal.
Ketiga, Kutub Pertumbuhan, dan Keempat, Globalisasi (perdagangan dan penanaman modal asing).
Sedangkan metode analisis statistik yang digunakan
adalah Analisis Trend, Uji Hipotesis Kuznet, dan Regresi Data Panel. Dalam pemaparannya, Prof. Mudrajad
mengawalinya dengan Analisis Trend dan Dimensi yang hasilnya sangat
mengejutkan.
“Dilihat dari sisi ketimpangan antar golongan
pendapatan, perrtumbuhan Indonesia belum berada pada jalur yang benar, karena
“kue nasional” dinikmati oleh 40% dari golongan pendapatan menengah dan 20% oleh
golongan pendapatan teratas,” ujar Mudrajad
Sementara itu, lanjut Mudrajad, 40% dari golongan
pendapatan terendah mengalami penurunan kue pembangunan hingga 2013 (hanya
menikmati 16,87%). Pada era Jokowi, 40% kelompok terendah mulai mengalami
kenaikan kue pembangunan hingga 17,12%. Demikian juga golongan menengah
meningkat dari 34,6% menjadi 36,47%.
“Sedangkan jika ditinjau dari sisi ketimpangan antar pulau Struktur Perekonomian Indonesia secara
spasial masih didominasi kelompok provinsi di Pulau Jawa (58%), Sumatera (22%),
Kalimantan (8,3%), Sulawesi (6%), Bali dan Nusa Tenggara (3%) dan Maluku dan
Papua (2%). Secara spasial masih terkonsentrasi KBI sekitar 80-81%. Kawasan
Timur Indonesia (KTI), hanya kebagian sisanya yaitu sekitar 19-20%,” tegas Mudrajad
Selanjutnya
Mudrajad menjelaskan mengenai uji hipotesis Kuznet dengan
menampilkan gambar Kurva Kuznet yang bersumber dari Melikhova dan ČÞek (2012);
Kuznets (195) yang menunjukan ketimpangan di 145 negara di Dunia.
Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa ada
kesesuaian dengan teori Kuznet yang menunjukan kurva membentuk seperti huruf
“U” terbalik. Bentuk kurva tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi tingkat
pendapatan maka tingkat ketimpangan akan semakin menurun.
Lain halnya untuk kasus di Indonesia, dengan
menggunakan data PDRB Perkapita dan Gini Rasio tahun 1964-2015 teori Kuznet
tidak dapat dibuktikan. Bentuk kurva Kuznet diindonesia justru menunjukan bentuk
menyerupai huruf “U” yang menunjukan semakin besar pendapatan penduduk perkapita
maka ketimpangan akan semakin tinggi. (Baca juga: Mudrajad Kuncoro: Di Indonesia Teori Kuznet Tidak Dapat Dibuktikan)
Dilaporkan
Oleh: Guntur Siswanto