Gubernur Ridho Ajak Penyuluh Ikut Tingkatkan Daya Saing Lampung
BANDARLAMPUNG
- Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo mengajak penyuluh ikut meningkatkan
daya saing Lampung dengan membantu petani membangun usaha yang berdaya saing
tinggi. Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kata Gubernur, lebih tepat
diarahkan ke sektor pertanian.
Pasalnya, lebih dari 55%
penduduk Lampung bekerja sebagai pelaku utama yang di sektor pertanian. Lampung
merupakan Provinsi di ujung selatan Sumatera yang posisinya strategis dengan
luas wilayah 35.376,5 km2 dan menjadi salah satu provinsi agrobisnis di
Indonesia.
"Pemerintah Provinsi
Lampung mendukung peran penyuluh dengan mengalokasikan Bantuan Operasional
Penyuluh (BOP) kepada 1.800 penyuluh se-Lampung. Insya Allah pembagian BOP
triwulan ketiga Juli-September keluar dalam waktu dekat,” kata Gubernur Ridho
melalui Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Sutono, pada rapat teknis
penyuluhan pertanian se-Provinsi Lampung di Aula Begadang Resto, Rabu
(15/11/2017).
Gubernur Ridho mengakui
jumlah penyuluh pertanian di Provinsi Lampung masih kurang. Saat ini jumlah
penyuluh 1.440, sedangkan jumlah desa dan kelurahan 2.640. Idealnya jumlah
penyuluh pertanian 2.640 orang. Dengan demikian terdapat kekurangan jumlah
penyuluh pertanian sebanyak 1.200 orang.
Pemprov terus mendukung
penyuluh agar mampu mengembangkan usaha pertanian yang tangguh, bertani lebih
baik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better bussines),
hidup lebih sejahtera (better living) dan lingkungan lebih sehat. Pada
kesempatan itu, Sutono yang juga Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Perhimpunan
Penyuluh Pertanian Indonesia (DPW Perhiptani) Provinsi Lampung itu, mengatakan
Pemprov memberikan perhatian kepada pelaku pertanian untuk memajukan pertanian.
Di sisi lain, perwakilian
Pusat Penyuluhan Pertanian Badan Penyuluhan dan PSDM Pertanian, Kementerian
Pertanian, Hasan Latuconsina, menjelaskan memiliki perogram perkuatan
kelembagaan petani seperti kelompok tani, gabungan kelompok tani, dan
koorporasi petani. Pemerintah mengalokasikan anggaran penyuluhan Rp525,7 miliar.
"Sasuai arahan
Presiden RI Joko Widodo, program penyuluhan itu lebih memperkuat para petani di
lapangan sehingga nantinya membesar menjadi koorporasi petani dengan harapan
koorporasi ini akan membangun jejaring baik, dengan pihak swasta dan BUMN,” kata
Hasan.
Kelembagaan pertanian di
Lampung ukup bervariasi dan penting untuk soliditas penyuluh. “Sebenernya tidak
sulit menggandeng pihak swasta, yang penting kemauan petani dan saling
menguntungkan. Kemudian kita hubungkan dengan pihak BUMN. Pihak BUMN itu
sebenarnya siap, tinggal bagaimana usaha petani, apakah menguntungkan atau
tidak,” ujar Hasan.(H-Prov)