Pemerintah Dorong 100 Kabupaten/Kota di Indonesia Implementasikan Konsep Smart City
Dilansir dari laman resmi Kominfo, kabupaten/kota yang
terpilih akan dibantu dalam pembuatan masterplan
yang sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerahnya masing-masing. Program ini
akan berlanjut 2 tahun kedepan sehingga akan tercapai 100 kabupaten/kota yang
siap menjadi Smart City di tahun 2019.
Untuk mensukseskan gerakan tersebut, Kementerian
Komunikasi dan Informatika mengajak pemerintah daerah, perusahaan swasta dan
organisasi nirlaba untuk berpartisipasi dalam Gerakan Menuju Smart City.
Kerjasama itu akan diwujudkan sebagai Public Private Partnership dengan
kemitraan jangka panjang untuk melaksanakan pelayanan publik dan pembangunan
infrastruktur.
“Kami mendorong keterjalinan antara Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah dan swasta dari berbagai bidang usaha dan juga berbagai
komunitas dalam masyarakat untuk berperan aktif mensukseskan program kota
cerdas ini,” ujar Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Semuel Abrijani
Pangerapan dalam Sosialisasi Program Gerakan Menuju 100 Smart City 2018 di
Ruang Serbaguna Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Selasa (12/12/2017).
Secara khusus, Dirjen Aptika menjelaskan upaya
mendorong inovasi dan pemanfaatan teknologi informasi di pemerintah kabupaten
dan kota di seluruh Indonesia tidak hanya bisa hanya bergantung kepada
pemerintah.
“Jadi bukan hanya pemerintah yang membangun, namun
pemerintah juga mengajak swasta dalam konsep APBD tadi supaya makin cepat
pengembangannya menuju Smart City,”
paparnya.
Gerakan
Menuju Smart City, menurut Dirjen Aptika, melibatkan
Kementerian Kominfo, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Kementerian
PAN & RB, Bappenas serta Kantor Staf Presiden.
"Gagasan
Smart City tidak hanya berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi dan
digitalisasi, namun lebih jauh Smart City
merupakan konsep utuh bagaimana pemerintah daerah dapat memberikan pelayanan kepada
masyarakat dan pengelolaan sumber daya secara lebih baik," jelas Semuel
Abrijani Pangerapan.
“Melalui program ini, kami ingin mendorong 100 kota dan
kabupaten agar mampu memanfaatkan teknologi dalam memajukan daerahnya,” tutur
Semuel.
Dirjen Semuel menyampaikan beberapa hasil yang telah
diimplementasikan di tahun pertama Gerakan
Menuju Smart City antara lain Program Lengko (Layanan Elektronik Kesehatan
Online) yang diterapkan Pemkot Cirebon, Jawa Barat untuk membantu masyarakat
mengecek ketersediaan kamar di rumah sakit. Layanan itu telah diterapkan di
RSUD Gunung Jati sebagai proyek percontohan dan ke depannya akan diterapkan
juga di rumah sakit lainnya di Kota Cirebon.
Selain itu juga, terdapat aplikasi SIGAP (Sidoarjo
Tanggap) yang diluncurkan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Aplikasi
itu membantu masyarakat dalam melaporkan dan mengetahui bencana yang terjadi di
wilayahnya. Aplikasi SIGAP terintegrasi dengan pusat data milik Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sidoarjo untuk membantu penanganan secara
lebih cepat dan tepat.
Sebagai penutup sambutannya, Semuel mengajak semua
pihak untuk meningkatkan penggunan TIK sebagai alat transformasi sosial.
"Untuk bersama-sama melihat teknologi informasi
sebagai alat transformasi dan sekaligus menjadi media yang dapat memangkukan
kita agar lebih mudah beradaptasi dengan proses transformasi tersebut,"
pungkasnya.(dbs)