Presiden Joko Widodo Berbagi Pengalaman Jadi Wirausaha
Ia pun tak segan menceritakan pengalamannya kepada
ribuan generasi muda (milenial) yang
hadir di Sasana Budaya Ganesha, Institut Teknologi Bandung, Provinsi Jawa
Barat, Senin, (18/12/2017).
"Saya tahu betul bagaimana cari modal usaha di
awal-awal, kemudian kepalang keliling cari pembeli, perizinan yang rumit,
mengisi SPT pajak, mengurus karyawan, membeli alat produksi," ujar
Presiden, seperti dilansir dari laman Kominfo.
Presiden mengajak para milenial untuk berinovasi
mencari peluang-peluang usaha dengan cara-cara yang baru dan berbeda. Apalagi menurut
data World Bank, saat ini jumlah wirausaha di Indonesia hanya sekira 3,3
persen. Sedangkan Singapura sebanyak 7 persen, Malaysia 5 persen, dan Thailand
4,5 persen.
"Ke depan digital
economy memberikan kesempatan ke anak muda. Lima tahun ke depan ada peluang
USD130 miliar di negara kita, betul Pak Rudi (Rudiantara, Menkominfo)?"
kata Presiden.
Presiden juga mengapresiasi sejumlah wirausaha muda
Tanah Air yang telah sukses memulai usaha dan memiliki brand value bernilai miliaran rupiah. Tak terkecuali putra
kandungnya, Gibran Rakabuming Raka yang berhasil mengalahkan brand value usaha miliknya.
"Baru lima tahun brand value pabrik kayu yang saya miliki dengan Martabak yang
Gibran miliki lebih besar Gibran 5 kali lipat," ungkapnya.
Presiden berpesan kepada para milenial untuk berani
mengubah paradigma dan pantang menyerah dalam memulai usaha. Salah satunya
dengan memanfaatkan kebebasan interaksi dan ekspresi tanpa batas dengan speed yang tinggi yang ada saat ini
untuk terus belajar dan berusaha dimanapun, kapanpun, dan kepada siapapun.
"Yang paling penting mengubah paradigma, setelah
kuliah mau apa jangan sampai semua mau jadi pegawai. Jadilah entrepreneur sebagai pilihan, bukan
keterpaksaan," ucap Presiden.
Di akhir sambutannya, Presiden menyempatkan diri
berbincang-bincang edukatif dengan sejumlah wirausaha muda yang hadir. Di
antaranya Fatimah Afranolema Atma, siswi SMA Negeri 1 Kota Bandung, Jawa Barat.
Dalam interaksinya, Presiden Jokowi terkesan dengan
usaha yang dijalani Fatimah selain berjualan tas, yaitu mengembangkan usaha
orang tuanya di bidang pelayanan jenazah. Mulai dari kain kafan, tikar pandan,
hingga kapur barus yang dijualnya secara daring.
"Nah ini produk yang pasarnya pasti tapi orang
tidak melirik," ujar Presiden.
Fatimah juga memiliki rencana untuk mengembangkan
usahanya ke sejumlah masjid yang ada di Indonesia. Mendengar rencana tersebut,
Presiden Jokowi pun segera memberikan sarannya agar Fatimah juga bekerja sama
dengan sejumlah rumah sakit yang ada di Tanah Air.
"Rumah sakit dulu dong, kan kita tahu orang
meninggal dari orang sakit (atau rumah sakit?). Kalau masjid sudah disalatkan
dong," ucap Presiden.
Turut hadir dalam acara tersebut adalah Kepala Staf
Kepresidenan Teten Masduki, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi M Nasir, Menteri Komunikasi dan Informatika
Rudiantara, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, dan Rektor ITB Kadarsah
Suryadi.