Standar Pembuatan Jamu Segar Menurut Kemenkes RI
Menurut Abdul Rizal, Jamu merupakan warisan budaya
bangsa Indonesia, berupa ramuan bahan tumbuhan obat. Jamu sudah digunakan
secara turun temurun yang terbukti aman dan mempunyai manfaat bagi kesehatan.
Jamu dapat digunakan untuk menjaga kesehatan, kebugaran dan kecantikan serta
dapat membantu pemulihan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Baca Juga: Ratusan Masyarakat Desa Rajabasa Lama Ikuti Sosialisasi Pembuatan Jamu dan Manfaatnya
Baca Juga: Ratusan Masyarakat Desa Rajabasa Lama Ikuti Sosialisasi Pembuatan Jamu dan Manfaatnya
“Jamu itu harus aman, bermutu dan bermanfaat. Dikatakam
aman karena telah digunakan secara turun temurun, menggunakan bahan tumbuhan
obat, tidak ditambahkan bahan kimia,” ujar Abdul Rizal di Balai Desa Rajabasa
Lama, Kecamatan Labuhan Ratu, Lampung Timur, Selasa, 8 Mei 2018
Dia menjelaskan, Jamu dikatakan bermutu karena diolah
sesuai dengan kaidah cara pembuatan jamu segar yang baik, dan layak konsumsi
yakni tidak tercemar (fisik, kimia, mikrobiologi) dan tidak rusak (berubah
warna, rasa dan bau).
“Dikatakan bermanfaat jika digunakan secara teratur dan
sesuai dengan tujuan penggunaan dan efek penyembuhannya tidak dapat dirasakan
secara langsung,” tambahnya.
Dalam pembuatan jamu segar, hal-hal yang harus
diperhatikan, kata Abdul Rizal meliputi:
Pertama,
pemilihan bahan baku yang tepat seperti jenis tumbuhan yang benar, bebas dari
cemaran bahan lainnya, cukup umur, bebas dari hama penyakit dan bagian tumbuhan
yang digunakan tepat seperti akar, kulit batang/kayu, daun, bunga, biji, buah,
herba.
Kedua,
tahapan penanganan bahan baku yaitu meliputi pilih bahan yang segar dan sortir
kemudian cuci bahan dengan air mengalir dan tiriskan.
Ketiga,
air yg digunakan harus air matang. Sumber air dari sumur, PAM, air isi ulang.
Air yang layak digunakan tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau.
Keempat,
pemilihan peralatan, peralatan yang digunakan aman bagi kesehatan dan tidak
digunakan untuk keperluan lain. Peralatan yang digunakan diantaranya panci dan
botol. Penggunaan panci harus stainless
steel tidak boleh aluminium dan botol kaca, tidak menggunakan botol bekas
air mineral atau botol plastik lainnya yang tidak sesuai.
Kelima,
aspek kebersihan diri, peralatan dan lingkungan. Yang dimaksud aspek kebersihan
diri/higiene perorangan yaitu badan
dalam kondisi sehat tidak sedang sakit, cuci tangan sebelum dan setelah membuat
jamu, pakaian harus bersih, gunakan tutup kepala, celemek, sarung tangan dan
masker bila sedang flu, kuku tangan pendek dan bersih, tidak menggunakan perhiasan
tangan, tidak merokok, meludah, makan dan minum.
Kemudian aspek kebersihan peralatan, cuci bersih
peralatan dengan sabun, keringkan dan pastikan peralatan dalam keadaan bersih.
Botol dan tutup dicuci, disikat dengan sabun sampai bersih dan bilas dengan air
kemudian rebus dalam air sampai mendidih selama 15 menit, tiriskan dan keringkan.
Yang terakhir aspek lingkungan. Lingkungan tempat
pembuatan jamu dan penyimpanan peralatan bersih harus bebas dari binatang dan
cemaran, tersedia tempat sampah tertutup, tidak dekat jamban atau toilet,
dilakukan pembersihan secara rutin.
Selain pemaparan secara langsung dari Abdul Rizal,
masyarakat Desa Rajabasa Lama juga mendapatkan buku panduan “Pembuatan Jamu Segar yang Baik dan Benar.”
Dilaporkan
Oleh: Gema Satria Subing