Inflasi Mei 2018 Tetap Terkendali
Meskipun mengalami
peningkatan, inflasi IHK pada Mei 2018 secara historis lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata IHK bulan Ramadhan empat tahun terakhir yang
sebesar 0,63% (mtm). Secara bulanan, peningkatan inflasi IHK pada bulan ini
didorong oleh kenaikan seluruh komponen inflasi sesuai dengan pola musimannya.
Dengan perkembangan
tersebut, sampai dengan bulan Mei, inflasi IHK telah mencapai 1,30% (ytd) atau
secara tahunan mencapai 3,23% (yoy), lebih rendah dari inflasi bulan lalu
sebesar 3,41% (yoy).
Terkendalinya inflasi IHK
didukung oleh stabilnya inflasi inti. Inflasi inti tercatat sebesar 0,21%
(mtm), lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan lalu sebesar 0,19% (mtm), namun
lebih rendah dari rata-rata inflasi inti bulan Ramadhan empat tahun terakhir
sebesar 0,32% (mtm).
Komoditas utama penyumbang
inflasi kelompok inti adalah kelompok makanan jadi dan minuman serta sandang
sejalan dengan bulan Ramadhan. Secara tahunan, inflasi inti tercatat sebesar
2,75% (yoy), lebih tinggi dari inflasi
bulan lalu sebesar 2,69% (yoy). Terkendalinya inflasi inti hingga Mei
2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia
dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai
tukar agar sesuai dengan fundamentalnya.
Kelompok volatile food pada Mei 2018 kembali
mengalami inflasi, namun lebih rendah
dibandingkan historis inflasi volatile food bulan Ramadhan. Kelompok volatile
food kembali mengalami inflasi sebesar 0,19% (mtm) setelah mencatat deflasi
0,29% (mtm) pada bulan sebelumnya.
Inflasi tersebut sejalan
dimulainya bulan Ramadhan pada minggu
ke-2 Mei 2018, meskipun lebih rendah
dibandingkan dengan rata-rata inflasi volatile food pada bulan Ramadhan dalam
empat tahun terakhir sebesar 1,59% (mtm).
Inflasi volatile food
terutama bersumber dari komoditas daging ayam ras dan telur. Sementara
komoditas cabai merah, bawang putih, beras dan cabai rawit mencatat deflasi
seiring dengan stabilnya pasokan. Secara tahunan, inflasi volatile food
tercatat sebesar 4,33% (yoy), lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 5,08%
(yoy).
Peningkatan inflasi
kelompok administered prices bersumber dari tarif angkutan udara. Inflasi administered prices pada Mei 2018
mencapai 0,27% (mtm), sedikit lebih tinggi dari inflasi bulan sebelumnya sebesar
0,24% (mtm). Inflasi administered prices terutama didorong oleh kenaikan
inflasi angkutan udara menjelang libur hari raya Idul Fitri. Secara tahunan,
komponen administered prices mencatat inflasi sebesar 3,61% (yoy), lebih rendah
dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 4,04% (yoy).
Ke depan, inflasi
diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5±1% (yoy).
Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi
akan terus diperkuat terutama sebagai antisipasi meningkatnya inflasi volatile
food.(BI/SP)