Rakyat Lampung Bergerak Minta Usut Tuntas Aktor Politik Uang
Adapun menurut Abdurahman
Kordinator Aksi massa Rakyat Lampung Bergerak menyatakan bahwa Kejahatan
demokrasi paling berutal terjadi dalam proses pemilihan gubernur dan wakil
gubernur Lampung 27 Juni 2018 kemarin. Praktik politik uang yang disokong oleh
korporasi telah mencabik-cabik kesakralan proses hajat rakyat lima tahunan itu.
lebih lanjut Abdurahman
juga menyatakan Kekuatan kapital benar-benar mencengkram sendi-sendi demokrasi,
bahkan ada gejala dan bukan tidak mungkin juga menyasar lembaga-lembaga yang
berwenang. Sebab maraknya politik uang itu terkesan dibiarkan dan proses
pengusutannya pun lamban.
"Praktik politik uang
terjadi terang benderang secara terstruktur, sistematis dan massif bukan saja
mencederai proses demokrasi, tapi juga sudah menginjak-injak harkat, martabat
dan budaya masyarakat Lampung,"
Sementara itu menurut
Rismayanti Borthon, Akibat dari politik uang yang dilakukan paslon nomor 3,
pesta demokrasi pilgub lampung benar-benar dalam kondisi hancur dan ternoda,
jika terus dibiarkan maka kerusakan itu akan semakin parah dan meluas. Sebab
dari proses pilgub yang sarat praktik politik uang itu jelas menghasilkan
pemimpin yang cacat secara moral dan pastinya dikendalikan oleh kekuatan
pemodal. Sehingga keberpihaknya pada rakyat jelas dinomor duakan dan lebih
berpihak pada tuannya.
Karena itu diperlukan
kesadaran dan gerak bersama seluruh lapisan masyarakat untuk menghadangnya.
Karena krisis demokrasi ini bukan lagi persoalan menang kalah para kandidat
melainkan persoalan bersama seluruh masyarakat guna menyelamatkan Lampung dari
cengkraman kekuatan modal melalui pemimpin yang menjadi kaki tangannya.
Rismayanti Borthon juga
menyatakan bahwa Kecurigaan masyarakat umum terhadap keterlibatan korporasi
besar PT. Sugar Group Company (SGC) dalam proses demokrasi di Lampung bukan
tanpa alasan, sebaliknya kecurigaan itu justru terlihat terang benderang. Bukan
hanya dari ketidakwajaran pembiayaan pencalonan calon gubernur dan wakil
gubernur Lampung pasangan Arinal Djunaidi dan Chusnunia Chloim, tapi juga dari
prilaku bos besar PT. SGC Purwati Lee alias Nyonya Lee dengan Arinal Djunaidi yang
tak segan berpeluk ciuman didepan khalayak umum seperti yang terekam dalam
video yang beredar luas di masyarakat.
"Karena itu seluruh
komponen masyarakat harus menyatukan langkah dan sikap untuk menolak hasil
pilgub kental praktik politik uang itu sebagai langkah awal menghentikkan
campur tangan kekuatan modal dalam hajat demokrasi itu, dan masyarakat harus
terus bersatu untuk menghadang setiap upaya kekuatan-kekuatan modal yang ingin
menghancurkan kehidupan berdemokrasi, budaya dan harkat martabat masyarakat
Lampung," katanya
Adapun tuntutan yang
diusung Masyarakat Lampung Bergerak pada aksi massa tersebut adalah.
1. Usut tuntas aktor
politik Uang pada pemilukada Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung.
2. Tangkap Cukong politik
uang dan pihak pihak yang melindungi.
3. Bekukan Bawaslu Lampung
jika melakukan pembiaran pelaku politik uang.
4. Usir cukong politik
uang yang sudah menghancurkan Peradaban Bumi Tanah Lado
5. Diskualifikasi
Cagub-Cawagub Lampung No.3
6. Coblos Ulang tanpa No.3
7. Tunda PLENO KPU Lampung