Babaranjang Dituding Penyebab Kemacetan, Sugiarto: Kami Masih Menunggu Kebijakan dan Dana APBN

KATALAMPUNG.COM - Intensitas kereta api batu bara rangkaian panjang (babaranjang) dituding menjadi salah satu penyebab kemacetan di Bumi Tapis Berseri. Di mana, rangkaian kereta api ini melintas per 15-20 menit sekali.


Babaranjang Dituding Penyebab Kemacetan, Sugiarto: Kami Masih Menunggu Kebijakan dan Dana APBN


Akibatnya, pintu perlintasan kereta api di sejumlah titik harus ditutup sementara yang menyebabkan panjangnya uraian kepadatan kendaraan yang menunggu berlalunya si ular besi. Apalagi, pada jam-jam sibuk Bandar Lampung.

Artinya, kemacetan yang terjadi di Ibukota Provinsi Lampung ini bukan hanya karena banyaknya kendaraan yang melalu-lalang tiap harinya terutama di jam-jam sibuk seperti sore hari, penyebab kemacetan di Kota Tapis Berseri ini juga diindikasi dari seringnya Kereta Api pengangkut Batubara (Babaranjang) yang melintas per 15-20 menit sekali. 

Untuk itu tentunya sudah menjadi sorotan masyarakat hingga Pemerintah Pusat. Namun, realisasinya hingga saat ini belum ada, hanya sebatas wacana, termasuk pembahasan hari ini tentang rencana penerapan trase Tegineneng-Tarahan, sebagai alternatif agar KA tidak lagi melintas di Kota Bandarlampung.

Perwakilan Balai Teknik Perkeretaapian Wilayah Sumbagsel, Sugianto mengatakan, dalam upaya akselerasi dan integrasi pengembangan perkeretaapian Lampung dan mensinergikan dengan pelaksanaan study basic design pembangunan jalur kereta api (Shortcut) Tegineneng-Tarahan, pihaknya menggelar rapat kordinasi dengan agenda penentuan trase.

"Rencana ini bisa menjadi opsi atau alternatif agar Kereta Api Babaranjang yang memiliki sekitar 60 gerbong dan kalau lewat memakan waktu 5-10 menit ini tidak lagi menghiasi kota Bandarlampung," jelas Sugianto saat di kantor Dinas Perhubungan Provinsi Lampung, Kamis, (13/12/2018).

Namanya rencana, maka harus dipikirkan dengan matang dan terencana. Artinya, selain finansial, pemerintah daerah hingga pusat juga harus memikirkan segala sesuatunya, seperti pembebasan lahan, data pengukuran dan pemetaan tanah (Groundkart) dan lain sebagainya.

"Kita sudah ada study untuk membahas hal itu, termasuk soal kendala dan lainnya, ada studi amdal dan lain-lain," ungkapnya

Untuk realisasinya sangat tergantung dari persiapan pendanaan dari pemerintah Pusat (APBN). Pastinya bukan tahun ini ataupun tahun depan.

"Anggaran masih belum dimasukkan, karena kita masih proses persiapan perencanaan, dan hari ini baru kita bahas," ucap dia.

Selain itu,  jika rencana alternatif ini bisa terealisasi (entah itu kapan waktunya), "kita sebagai masyarakat Bandarlampung hanya bisa mendoakan sama-sama agar Kota yang kita cintai ini terbebas dari kemacetan" pungkasnya.

Editor: Fery
Diberdayakan oleh Blogger.