47 Anak SDN 2 Way Muli Peroleh Dukungan Psikologis dari Duta Pelajar Kemanusiaan


KATALAMPUNG.COM - Duta Pelajar Kemanusiaan (DPK) ACT Lampung Angkatan 1 memberi materi dukungan psikososial untuk korban tsunami di SD Negeri 2 Way Muli Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan pada Jum’at, 18 Januari 2019.


Pasca Tsunami Lamsel, 47 Anak SDN 2 Way Muli Peroleh Dukungan Psikologis dari Duta Pelajar Kemanusiaan


Guru SD Negeri 2 Way Muli Nurhayati mengatakan anak didiknya banyak yang menjadi korban kedahsyatan tsunami. Hingga saat ini terdata 47 orang menjadi korban selamat sedangkan 3 orang menjadi korban meninggal. Semua rumahnya hancur.

Malam itu suasana gelap gulita. Semua menangis sambil lari ke gunung. Adik-adik ini bajunya kegulung ombak sampai lepas dari tubuh. Ada sebagian yang lari tak memakai sehelai kainpun.

“Gimana wajahnya cantik? Masih terbayang?, doakan saja jangan dibawa sedih terus. Saya saja yang tidak digulung ombak sawan kalau keingat kejadian malam itu. Mari Kita doakan semoga husnul khotimah,” pintanya.

Saat ini penyintas tsunami bertahan di tenda-tenda darurat yang disediakan oleh TNI.

Dari 47 anak yang terkena dampak masih ada yang masih membutuhkan pelayanan kesehatan. Ada yang masih muntah darah dan merasa sakit perut akibat tertindih tembok.

Kondisi anak-anak belum aktif sekolah karena sebagian masih banyak yang belum pulih kondisi mentalnya. Pada (7/1)  pertama kali masuk sekolah masih sangat trauma, tidak mau lepas dari tangan orang tuanya.

Kemudian pada minggu kedua mereka sudah mau lepas dari orang tua, namun minta ditungguin. Mereka masih takut ada tsunami susulan.

“Banyak yang masih melongo, ada suara keras langsung lari. Gedubrak, Apa itu?. Mudah-mudahan kegiatan dukungan psikosial dapat menghilangkan trauma perlahan-lahan. Namun kegiatan ini tetap menjaga kesopanan,” pesan untuk anak didiknya.

Salah satu penyintas tsunami, Eka Sriwarianti (37 tahun) mengatakan dirinya masih bertahan di pengungsian Way Muli Timur. Saat kejadian dirinya bersama keluarga sedang melihat televisi. Tidak ada tanda-tanda apa, begitu suara gemuruh terdengar air langsung masuk. Masyarakat panik langsung lari keatas. Gelombang pertama kecil, gelombang kedua dan ketiga yang sangat besar.

Saat ini tinggal dipengungsian, kalau siang turun kebawah untuk membersihkan puing-puing bangunan disekitar rumah. Kalau ada kegiatan dibawah seperti trauma healing kayak gini saya ikut supaya dapat hiburan.

Perwakilan Duta Pelajar Kemanusiaan (DPK) Angkatan 1 Syarifa Ratu Fasha mengatakan komunitasnya sudah menggalang kepedulian dengan menunjuk beberapa sekolah menjadi dropzone pengumpulan bantuan perlengkapan sekolah.

Perlengkapan sekolah yang berhasil dikumpulkan akan dipacking serapi mungkin untuk kemudian dibagikan ke peserta dukungan psikososial.

Menurutnya respons dari pelajar di Lampung sangat bagus. Hal ini dilihat dari banyak perlengkapan sekolah yang terkumpul.

Dukungan psikososial yang terlaksana didukung oleh pelajar di beberapa sekolah diantaranya SMA Negeri 1 Padang Cermin, SMA Negeri 7 Bandar Lampung, SMA IT Arraihan, SMA Bhakti Pemuda, SMA IT An Qhordhova, SMA Negeri 12 Bandar Lampung, SMA Negeri 1 Natar, SMK Negeri 1 Tanjung Sari, SMA Negeri 1 Tanjung Sari, SMK YP Serdang dan SMA Bintang Timur.

“Dukungan psikososial ini bentuk kepedulian teman-teman pelajar untuk menghibur dan mengedukasi adik-adik penyintas tsunami, harapanya adik-adik lekas pulih kembali dan bisa menjalani kehidupan seperti sebelum kejadian tsunami,” jelasnya.

Editor: Feri
Diberdayakan oleh Blogger.