Sanitasi Sekolah Wujudkan Lingkungan Belajar Yang Sehat


KATALAMPUNG.COM - Sanitasi sekolah merupakan langkah awal mewujudkan lingkungan belajar yang sehat. Namun tidak semua sekolah di Indonesia memperhatikan kesehatan lingkungan sekolahnya, padahal buruknya sanitasi di sekolah dapat mempengaruhi kualitas pendidikan, seperti hilangnya waktu belajar dan menurunkan produktivitas siswa.


Sanitasi Sekolah Wujudkan Lingkungan Belajar Yang Sehat


Demikian disampaikan oleh Wakil Bupati Pringsewu H. Fauzi pada Workshop Model Pengelolaan Sanitasi Sekolah dan Manajemen Kebersihan Menstruasi digelar di Hotel Regency, Pringsewu, Selasa (26/2). Kegiatan yang berlangsung selama 2 hari ini diikuti 45 peserta dari perwakilan OPD, UPT, Kementerian Agama, UNICEF, YKWS, SNV, kepala SD, MI, SMP, MTs, dan pengawas SD dan SMP se-Kabupaten Pringsewu.

Fauzi dalam sambutannya, mendukung dan memberikan apresiasi kepada Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS) yang berkolaborasi dengan dengan SNV Indonesia dan UNICEF dalam menyelenggarakan workshop tersebut. Acara yang menghadirkan narasumber dari SNV Indonesia dan UNICEF ini, sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan sanitasi sekolah dan management hygiene menstruation (MHN).

"Pringsewu sebagai kabupaten yang telah mencapai 100% akses sanitasi pada 2018, dengan pendekatan STBM yang diatur dalam Peraturan Bupati Pringsewu No.37 Tahun 2016 Tentang Percepatan Universal Akses Bidang Sanitasi, telah memulai pengembangan sanitasi di lingkungan sekolah. Bahkan, dalam rangka pengembangan sanitasi di sekolah, kita telah berkunjung ke Kabupaten Tangerang, yang dinilai berhasil," katanya.

Terkait MHN, lanjut Fauzi, perlakuan kebersihan saat menstruasi pada remaja usia sekolah perlu mendapat perhatian. Pengetahuan yang kurang sesuai serta batasan yang dialami terkait menstruasi dapat berdampak pada kesehatan, pendidikan maupun psikososial. "Saat ini di Indonesia baru NTB yang sudah memperhatikan masalah edukasi kesehatan menstruasi. Setelah NTB, saya ingin Pringsewu juga bisa. Apalagi di Pringsewu banyak sekolah tinggi kesehatan, ajak mereka untuk ikut juga membina," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif YKWS Febrilia Ekawati mengatakan tujuan digelarnya workshop tersebut adalah dalam rangka meningkatkan serta mengembangkan strategi pengelolaan sanitasi sekolah, sehingga diharapkan adanya peningkatan kapasitas dan pengetahuan dalam bidang sanitasi sekolah dan manajemen kesehatan menstruasi, adanya perubahan perilaku hidup bersih dan sehat di lingkungan sekolah, sekaligus strategi pengembangan sanitasi sekolah di Kabupaten Pringsewu.

"Sanitasi sekolah dan manajemen kesehatan menstruasi di Indonesia merupakan bagian dari program usaha kesehatan sekolah (UKS) yang dikelola bersama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian Agama," kata Febri.

Reporter: Boenga Mandalawangi
Editor: Guntur Subing
Diberdayakan oleh Blogger.