Mengenali dan Mengatasi Nyeri Syaraf

KATALAMPUNG.COM - dr. Zam Zanariah, Sp. S. M. Kes atau sering disapa Kanjeng Zam memberikan edukasi kepada  masyarakat tentang bagaimana mengenali nyeri saraf di TVRI Lampung, Jum'at (16/10/2020).

Mengenali dan Mengatasi Nyeri Syaraf


Dalam siaran tersebut dr. Zam menjelaskan, nyeri saraf adalah nyeri akibat serabut saraf yang rusak, cedera atau mengalami gangguan fungsi. Rasa nyeri timbul akibat respon saraf yang menerima rasa nyeri baik dari dalam maupun dari luar tubuh lalu membawa sensasi tersebut ke dalam otak. Nyeri saraf tidak selalu disertai nyeri yang hebat, namun hampir selalu disertai tingkat kepekaan nyeri yang tidak normal berupa ketidaknyamanan terus menerus hingga nyeri yang tidak tertahankan.

dr. Zam menambahkan, rasa tidak nyaman tersebut dapat berupa mati rasa, panas, geli, nyeri seperti tertusuk,seperti sengatan listrik, rangsangan ringan mencetuskan rasa nyeri, kesemutan. Selain akibat kerusakan saraf tepi, kerusakan dan cedera pada otak dan sumsum tulang belakang juga menyebabkan nyeri saraf. Jenis nyeri saraf juga dilihat dari tipe saraf yang terkena.

Sedangkan definisi nyeri akut adalah sensasi jangka pendek yang menyadarkan kita akan adanya cedera. Seringkali nyeri diabaikan dan hanya dianggap sebagai gejala, bukan sebagai penyakit yang harus diobati sehingga menjadi nyeri kronis, kata dr. Zam.

Lalu bagaimana cara mengobati gangguan yang menyebabkan rasa nyeri adalah tujuan utama untuk meredakan nyeri. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes untuk mendiagnosa penyebab nyeri. Tes yang digunakan untuk mendiagnosa penyebab nyeri adalah CT Scan, MRI, discography, myelogram, EMG, USG, ungkap dr. Zam.

Lalu tujuan pengobatan adalah untuk mengurangi rasa nyeri dan meningkatkan fungsi, sehingga dapat melakukan kegiatan sehari hari. Selain dengan obat obatan penghilang rasa nyeri, nyeri dapat dikurangi dengan psikoterapi.

Jika terjadi keluhan nyeri saraf segera konsultasi ke dokter dan tetap selalu terapkan pola hidup sehat karena sehat itu perlu, tutup dr. Zam.(***)

Diberdayakan oleh Blogger.