Peran Keluarga dalam Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus

KATALAMPUNG.COM - Kehadiran anak di tengah keluarga merupakan suatu hal yang sangat dinantikan dan membahagiakan. Namun, kebahagiaan dan harapan tersebut dapat berubah menjadi hal yang kurang menyenangkan apabila anak yang dinantikan terlahir dengan keadaan yang tidak seperti anak pada umumnya atau memiliki kebutuhan khusus.

Peran Keluarga dalam Perkembangan Anak Berkebutuhan Khusus


Sebagai orang tua, keadaan tersebut tentu menjadi beban berat bagi orang tua baik secara fisik maupun mental. Beban yang dipikul orang tua makin bertambah ketika mereka harus menghadapi berbagai pandangan dari masyarakat yang cenderung memandang sebelah mata anak yang memiliki kebutuhan khusus.

Kesalahan dalam pengasuhan anak berkebutuhan khusus juga dapat membawa dampak ketika dewasa nanti. Seorang anak akan merasa trauma bila pengasuhan di keluarganya dilakukan dengan cara memaksa. Lain halnya jika orang tua selalu memenuhi permintaan anaknya. Pola demikian akan membuat anak menjadi pribadi yang manja. Oleh karena itu, orang tua harus bisa menerapkan pola pengasuhan yang fleksibel namun tetap bisa menanamkan nilai positif kepada anak.

Pada umumnya manusia pasti akan berharap mereka dilahirkan dalam kondisi fisik yang lengkap dan sempurna. Namun, tidak semua anak beruntung dapat terlahir dengan kondisi fisik yang sempurna. Beberapa anak harus menerima kenyataan akan adanya keterbatasan fisik yang tidak dapat dihindari akibat kecacatan atau kelainan pada fisiknya yang biasa disebut tunadaksa. Berdasarkan data dari WHO lebih dari 1 miliar hidup dengan kecacatan fisik, 15% dari jumlah populasi penduduk dunia.

Keluarga sebagai sebuah lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Keluarga diharapkan senantiasa berusaha menyediakan kebutuhan, baik biologis maupun psikologis bagi anak. Keluarga diharapkan mampu menghasilkan anak-anak yang dapat tumbuh menjadi pribadi baik serta mampu hidup di tengah masyarakat.

Lingkungan keluarga adalah pilar utama untuk membentuk baik buruknya pribadi manusia agar berkembang dengan baik dalam beretika, moral dan akhlaknya. Peran keluarga dapat membentuk pola sikap dan pribadi anak, juga dapat menentukan proses pendidikan yang diperoleh anak, tidak hanya di sekolah akan tetapi semua faktor bisa dijadikan sumber pendidikan.

Sebagai orang tua yang memiliki anak penyandang disabilitas,tentu kita akan melakukan apapun dalam membantu tumbuh kembangnya anak. Dimulai dengan memberikan dukungan dalam bentuk pengobatan pada anak. Orang tua pasti akan mengupayakan apapun agar kondisi anaknya dapat normal kembali. Namun, tidak semua kondisi dapat disembuhkan. Orang tua sangat berperan dalam mendukung moral anak penyandang disabilitas.

Bentuk lain dukungan dari orang tua adalah dengan memberikan pendidikan seperti anak pada umumnya. Mereka sadar bahwa pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam perkembangan anaknya.

Lingkungan baru akan membuat anak penyandang disabilitas dapat bersosialisasi dengan anak lainnya yang memiliki kondisi fisik yang normal. Tidak jarang para penyandang disabilitas tidak mendapat hak mereka dalam pemenuhan pendidikan, tentunya ini terjadi karena beberapa faktor. Kurangnya kesadaran orang tua akan pentingnya pendidikan bagi disabilitas juga menjadi faktor kurangnya partisipasi penyandang disabilitas dalam pendidikan.

Ada beberapa faktor yang mengakibatkan peran dan tanggung jawab keluarga terhadap anak berkebutuhan khusus belum sepenuhnya terlaksana, yaitu ketidakpahaman keluarga terhadap anak berkebutuhan khusus, akibat rendahnya pendidikan orang tua, orang tua secara sadar dan sengaja tidak mau memedulikan pendidikan anaknya, karena merasa khawatir, malu, dan menganggap  sebagai aib mempunyai  anak berkebutuhan khusus, dan orang tua yang sibuk dengan tugas pekerjaannya, sehingga waktu keluarga habis dengan aktivitasnya di luar rumah.

Anak penyandang disabilitas seringkali mengalami kesulitan dalam berbaur dengan lingkungan sekitarnya. Kondisi yang berbeda dengan orang-orang sekitarnya akan timbul rasa minder dalam dirinya.

Peran orang tua sangat penting ketika mempunyai anak yang memiliki kekurangan seperti penyandang tuna daksa karena segala aspek tentang hubungan orang tua dan anak memengaruhi kemudahan anak dalam beradaptasi dan berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya. Kemudian dukungan juga diberikan oleh orang yang ada di lingkungan sekitarnya seperti teman, tetangga, maupun guru di sekolah.

Solusi yang dapat direkomendasikan untuk keluarga khususnya orang tua yang tidak paham terhadap anak berkebutuhan khusus akibat rendahnya pendidikan orang tua dengan mengikuti berbagai sosialisasi ataupun kegiatan berbagi pengalaman yang biasanya diadakan oleh instansi pemerintah maupun komunitas. Wawasan orang tua akan bertambah dalam memahami anak berkebutuhan khusus.

Solusi untuk keluarga masih belum mampu menerima keberadaan anak berkebutuhan khusus yaitu dengan konseling keluarga. Konseling keluarga atau family therapy adalah upaya bantuan yang diberikan kepada individu anggota keluarga melalui sistem kekeluargaan agar potensi yang dimiliki dapat berkembang secara optimal,  sehingga dapat mengatasi masalah berdasarkan kerelaan dan kecintaan kepada keluarga.

Anak berkebutuhan khusus memerlukan perlakuan yang wajar, bimbingan, pengarahan, belajar bersosialisasi dan bermain dengan teman seusianya untuk belajar tentang pola perilaku yang dapat diterima sehingga tidak menghambat perkembangan seperti anak pada umumnya.

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa peran orang disekitarnya sangat penting untuk memberikan motivasi serta bantuan untuk memecahkan berbagai masalah yang dialami anak tersebut. Dukungan, cinta dan kasih sayang keluarga untuk anak berkebutuhan khusus membuat harapan baginya untuk terus semangat dalam menjalani hidup.

Penulis adalah Mahasiswa Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen Fakultas Ekologi Manusia IPB

-       Salsabila Widyanti (Bogor/087820010726)

-       Kanya Endah K (Bogor/08115302287)

-       Rico Kahfi Y (Bogor/085731134502)

-       M. Radhiya Bimasya (Bogor/081212182416)

Dosen Pengampu : Ir. MD. Djamaluddin, M.Sc. Dr. Irni Rahmayani Johan, S.P., M.M.

Diberdayakan oleh Blogger.