Pemerintah Provinsi Lampung Gelar Tradisi Blangikhan Sambut Ramadan dengan Kearifan Lokal
KATALAMPUNG.COM – Menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan, Pemerintah Provinsi Lampung bersama Lampung Sai dan Majelis Penyimbang Adat Lampung (MPAL) menggelar Tradisi Blangikhan di Kolam Renang Pahoman Enggal, Jumat (28/02/2025).
Blangikhan, atau dikenal
juga dengan Blangiran, merupakan tradisi masyarakat Lampung dalam menyucikan
diri dengan mandi bersama di sungai atau kolam pemandian sebelum memasuki
Ramadan. Prosesi ini bukan sekadar mandi biasa, melainkan ritual yang
menggunakan air langir dari tujuh sumber mata air sebagai simbol penyatuan,
bunga tujuh rupa yang melambangkan kesucian, ketentraman, kasih sayang, serta
kerukunan. Selain itu, juga digunakan daun pandan, jeruk nipis, serta setangkai
padi.
Tradisi ini memiliki
filosofi mendalam, yaitu penyucian diri, baik secara jasmani maupun rohani,
agar dapat menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan kelancaran.
Prosesi Blangikhan
Kegiatan ini diawali dengan
pembacaan doa dan pemecahan kendi berisi air serta bunga, kemudian dilanjutkan
dengan prosesi siraman kepada para muli mekhanai menggunakan air langir,
tangkai padi, serta kembang setaman. Setelah itu, mereka secara simbolis
memasuki kolam untuk mandi bersama.
Tahun ini, Tradisi
Blangikhan menjadi lebih istimewa dengan kehadiran empat mahasiswa asing dari
Yaman, Jepang, dan Kamboja yang turut berpartisipasi dalam ritual ini.
Pesan Gubernur Lampung
Dalam sambutan tertulis yang
dibacakan oleh Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Lampung, Fredy, Gubernur
menegaskan bahwa Tradisi Blangikhan bukan sekadar seremoni, tetapi simbol
kekayaan budaya dan kearifan lokal yang diwariskan oleh leluhur masyarakat
Lampung.
“Tradisi ini mengandung
nilai-nilai luhur yang mengajarkan kita pentingnya menjaga hubungan baik antar
sesama. Selain itu, ini juga sebagai wujud rasa syukur dan persiapan menyambut
Ramadan dengan hati yang suci dan ikhlas,” ujarnya.
Gubernur juga menekankan
bahwa pelestarian budaya seperti Blangikhan adalah upaya nyata dalam menjaga
identitas masyarakat Lampung di tengah perkembangan zaman.
“Kita memiliki tanggung
jawab besar untuk memastikan warisan budaya ini tetap hidup dan berkembang,
khususnya bagi generasi muda. Blangikhan mengajarkan kita tentang kebersamaan,
gotong royong, serta sikap saling menghormati yang menjadi bagian dari jati diri
orang Lampung,” lanjutnya.
Ia pun mengajak seluruh
masyarakat untuk menjaga dan mengenalkan tradisi ini agar tetap lestari dan
semakin dikenal di tingkat nasional maupun internasional.
“Saya mengajak seluruh
masyarakat untuk terus berkomitmen dalam melestarikan tradisi ini dan
memperkenalkannya ke dunia agar tetap lestari dan dinikmati oleh generasi
mendatang,” tambahnya.
Gubernur juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan
Blangikhan.
“Terima kasih kepada tokoh
adat, tokoh agama, serta seluruh masyarakat Lampung yang telah mendukung acara
ini. Tanpa partisipasi aktif dari semua pihak, kegiatan ini tidak akan berjalan
sukses,” tuturnya.
Di akhir sambutannya,
Gubernur menyampaikan harapan agar Ramadan tahun ini menjadi momentum bagi umat
Islam untuk meningkatkan keimanan dan kepedulian sosial.
“Selamat menyambut Ramadan
1446 H. Semoga kita diberikan kekuatan untuk menjalankan ibadah dengan sepenuh
hati, mempererat silaturahmi, serta menjadikan bulan ini sebagai kesempatan
untuk memperbaiki diri,” tutupnya.
Harapan MPAL untuk Lampung
Ketua Umum MPAL sekaligus
Ketua Harian DPP Lampung Sai, Rycko Menoza SZP, turut menyampaikan apresiasinya
terhadap suksesnya acara ini.
“Kami merasa bahagia. Tanpa
dukungan dari berbagai pihak, khususnya Pemerintah Provinsi Lampung, Ketua
DPRD, serta masyarakat, acara ini tidak akan berjalan dengan lancar,” ucapnya.
Ia juga berharap Tradisi
Blangikhan dapat menarik perhatian wisatawan untuk datang ke Lampung.
“Mudah-mudahan kegiatan seperti ini semakin memperkenalkan Lampung ke daerah lain, bahkan ke tingkat nasional. Dengan demikian, Lampung bisa menjadi destinasi yang lebih dikenal dan meningkatkan pendapatan daerah,” pungkasnya.(kmf)