Lampung Dorong Daya Saing Lewat Investasi Hilirisasi Industri

Bandar Lampung — Pemerintah Provinsi Lampung terus mendorong penguatan daya saing melalui investasi di sektor industri hilir. Salah satu langkah konkret terlihat dari peresmian pabrik Refined Glycerin milik Louis Dreyfus Company (LDC) di Panjang, yang dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur Lampung, Jihan Nurlela.

Lampung Dorong Daya Saing Lewat Investasi Hilirisasi Industri


Dalam sambutannya, Wagub Jihan menyatakan bahwa pembangunan fasilitas ini merupakan pencapaian penting dalam proses hilirisasi industri serta upaya meningkatkan nilai tambah komoditas pertanian nasional.

LDC, perusahaan global asal Jenewa, Swiss, menyelesaikan proyek ini sebagai bagian dari inisiatif bertajuk *Proyek Glasgow*. Proyek ini bertujuan meningkatkan nilai produk agrikultur yang selama ini diproses di Lampung sejak 2014. Fasilitas yang baru diresmikan terdiri atas dua bagian utama:

Pertama, Pabrik Pemurnian Gliserin. Mengolah gliserin mentah (85%) menjadi gliserin murni berkadar 99,7%, yang dikemas dalam drum maupun flexy bag. Produk ini digunakan luas di industri kosmetik, makanan, farmasi, hingga kimia.

Kedua, Fasilitas Molding dan Pengemasan. Menyediakan kemampuan untuk memproduksi olein dalam kemasan jerigen 20 dan 25 liter, melengkapi produksi sebelumnya yang hanya berbentuk curah atau bantal pack.

Dengan penambahan ini, total fasilitas operasional LDC di Lampung mencapai tujuh unit, dengan nilai investasi kumulatif lebih dari USD 160 juta.

Menurut Wagub Jihan, investasi ini bukan hanya memperkuat posisi Lampung dalam rantai pasok global agrikultur, tetapi juga berkontribusi terhadap penciptaan lapangan kerja bagi lebih dari 800 orang, baik secara langsung maupun tidak langsung.

"Ini membuktikan bahwa investasi asing dapat berjalan seiring dengan agenda pembangunan daerah, khususnya dalam pengembangan industri hilir yang kompetitif dan berbasis komoditas unggulan," ujarnya, Selasa (27/5/2025).

Lampung sendiri dikenal sebagai salah satu produsen utama kelapa sawit, kopi robusta, singkong, dan jagung — komoditas strategis untuk industri nasional dan ekspor. Dengan dukungan infrastruktur seperti Pelabuhan Panjang, Jalan Tol Trans Sumatera, dan kawasan industri terpadu, Wagub Jihan optimistis Lampung siap menjadi pusat hilirisasi dan agroindustri nasional.

Ia juga meyakini, kehadiran Refined Glycerin Plant LDC akan memberikan dampak luas, mulai dari peningkatan nilai ekonomi, pembukaan lapangan kerja, hingga alih teknologi. Hal ini sekaligus mengukuhkan Lampung sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia.

“Semoga fasilitas ini tak hanya menjadi simbol kemajuan industri, tetapi juga membawa masa depan cerah bagi masyarakat Lampung dan bangsa Indonesia,” tutup Jihan.

Sementara itu, Country Head LDC Indonesia, Rajat Dutt, menyampaikan bahwa Indonesia merupakan produsen gliserin terbesar di dunia, menyumbang lebih dari sepertiga produksi global. Investasi LDC di Lampung, menurutnya, merupakan langkah strategis untuk menjawab permintaan global yang terus tumbuh, terutama dari Asia seperti Tiongkok, Jepang, dan Korea.

"Secara keseluruhan, proyek-proyek ini diperkirakan akan menambah 200 lapangan kerja hingga akhir 2025 dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi serta peningkatan keterampilan masyarakat setempat," jelasnya.

Rajat Dutt juga menegaskan komitmen LDC terhadap pertumbuhan yang berkelanjutan, serta pengembangan solusi pangan dan pakan. Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh mitra dan pemangku kepentingan atas dukungan yang diberikan.

“Kami berharap kerja sama yang terjalin dapat terus berlanjut untuk menciptakan nilai yang adil dan berkelanjutan demi kebaikan bersama,” pungkasnya.(kmf)

Diberdayakan oleh Blogger.