Pancasila yang Menyatukan Indonesia

BANDARLAMPUNG, katalampung.com - Majelis Pemuda Islam Indonesia dan Unit Kegiatan Mahasiswa Nahdlatul Ulama menggelar " Diskusi dan Bedah Buku Khilafah Membedah Ideologi Khilafah ala Hizbut Tahrir Indonesia" di Perpustakaan Unila (28/8).

Pancasila yang Menyatukan Indonesia
Foto Katalampung.com - Ini adalah salah satu buku yang dibahas dalam acara "Diskusi dan Bedah Buku Mengungkap Ideologi Khilafah ala Hizbut Tahrir Indonesia".

Prof. Dr. Karomani, M.Si, Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Unila yang turut hadir sebagai pembicara menyoroti sikap Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang berusaha mengganti dasar Negara Indonesia.

Menurut lelaki yang biasa disapa Aom ini, Indonesia adalah sebuah negara yang diwariskan oleh para ulama. Dirinya mengaku sangat heran kenapa baru sekarang ada pihak-pihak yang justru mempertanyakan dasar negara Indonesia.

"Saat negara ini didirikan, saat para ulama kita merumuskan dasar negara, kemana saja mereka, dimana mereka sembunyi ketika negeri sibuk mendirikan negara. Kalo sekarang ada yang tanya dasar negara, sangat kesiangan sekali," ujar Aom saat menyampaikan pandangannya dalam diskusi di hadapan puluhan hadirin.

Aom mengatakan, Indonesia harus belajar dari kondisi yang dialami negara-negara di Kawasan Timur Tengah yang terus dirundung konflik. Sedangkan di Indonesia, ada beragam suku maupun bahasa. Tetapi semuanya bisa hidup rukun dan berdampingan.

"Bandingkan dengan Indonesia, mereka bersatu di bawah kesepakatan ulama. Kenapa justru baru sekarang ada yang mau menggugat dasar negara, ini pertanyaan besar. Kita semua harus kritis melihat fenomena ini," katanya.

Diungkapkan Aom, jika ingin membicarakan Khilafah, tidak bisa dipisahkan dari urusan politik. Karena tafsir politik tidak tunggal, harus dari banyak sudut pandang.

"Mahasiswa harus kritis. Hati-hati bicara tentang HTI. Itu politik. Kalau mau bikin negara khilafah, negara inti negara induknya dimana? Siapa pemimpinnya? Negara mana yang mau jadi Amir-nya?. Saya jamin, sebelum menentukan amir nya, pasti akan berdarah-darah. Lihat lah di timur Tengah. Negara kita sudah tentram, mau dibuat begitu," ujar Aom

Aom sendiri berharap, semua komponen bangsa bisa bersatu. Apalagi jika sudah mengungkit dasar negara. Setiap individu harus mampu berperan untuk menjaga keutuhan negara. Terlebih ideologi yang ingin merubah dasar negara sudah memanfaatkan agama. "Saya sudah usul sama rektor (Unila), dosen yang ngisi mata kuliah agama harus jelas. Belajarnya dimana harus jelas. Jangan orang nggak jelas ngiisi mata kuliah agama," ungkap dia. (nai)
Diberdayakan oleh Blogger.