Pancasila yang Menyatukan Indonesia
![]() |
Foto Katalampung.com - Ini adalah salah satu buku yang dibahas dalam acara "Diskusi dan Bedah Buku Mengungkap Ideologi Khilafah ala Hizbut Tahrir Indonesia". |
Prof. Dr. Karomani, M.Si, Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan Unila yang turut hadir sebagai pembicara menyoroti sikap Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI) yang berusaha mengganti dasar Negara Indonesia.
Menurut lelaki yang biasa disapa Aom ini, Indonesia adalah sebuah negara yang diwariskan oleh para ulama. Dirinya mengaku sangat heran kenapa baru sekarang ada pihak-pihak yang justru mempertanyakan dasar negara Indonesia.
"Saat negara ini didirikan, saat para ulama kita
merumuskan dasar negara, kemana saja mereka, dimana mereka sembunyi ketika
negeri sibuk mendirikan negara. Kalo sekarang ada yang tanya dasar negara,
sangat kesiangan sekali," ujar Aom saat menyampaikan pandangannya dalam
diskusi di hadapan puluhan hadirin.
Aom mengatakan, Indonesia harus belajar dari kondisi
yang dialami negara-negara di Kawasan Timur Tengah yang terus dirundung
konflik. Sedangkan di Indonesia, ada beragam suku maupun bahasa. Tetapi
semuanya bisa hidup rukun dan berdampingan.
"Bandingkan dengan Indonesia, mereka bersatu di
bawah kesepakatan ulama. Kenapa justru baru sekarang ada yang mau menggugat
dasar negara, ini pertanyaan besar. Kita semua harus kritis melihat fenomena
ini," katanya.
Diungkapkan Aom, jika ingin membicarakan Khilafah, tidak
bisa dipisahkan dari urusan politik. Karena tafsir politik tidak tunggal, harus
dari banyak sudut pandang.
"Mahasiswa harus kritis. Hati-hati bicara tentang
HTI. Itu politik. Kalau mau bikin negara khilafah, negara inti negara induknya
dimana? Siapa pemimpinnya? Negara mana yang mau jadi Amir-nya?. Saya jamin, sebelum menentukan amir nya, pasti akan
berdarah-darah. Lihat lah di timur Tengah. Negara kita sudah tentram, mau
dibuat begitu," ujar Aom
Aom sendiri berharap, semua komponen bangsa bisa bersatu.
Apalagi jika sudah mengungkit dasar negara. Setiap individu harus mampu
berperan untuk menjaga keutuhan negara. Terlebih ideologi yang ingin merubah
dasar negara sudah memanfaatkan agama. "Saya sudah usul sama rektor
(Unila), dosen yang ngisi mata kuliah agama harus jelas. Belajarnya dimana
harus jelas. Jangan orang nggak jelas ngiisi mata kuliah agama," ungkap
dia. (nai)