Pemprov Lampung Entaskan Desa Rawan Pangan
Foto IST. Warga sedang panen ikan |
Akan tetapi, saat ini, Pekon Menganten sudah bangkit. Itu semua diawali dari kucuran dana bansos sebesar 100 juta rupiah dari Pemprov Lampung. Dana tersebut dikucurkan untuk membangun sektor usaha produktif warga setempat. Sektor usaha perikanan air tawar kini menjadi andalan Pekon Menganten. Ditambah lagi dukungan dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Lampung melalui Program Desa Mandiri Pangan.
Kusnardi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Lampung mengatakan, saat ini ada 97 desa yang menjalankan program Desa Mandiri Pangan. Pihaknya pun terus melakukan monitoring dan pendampingan terhadap salah satu program prioritas Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo.
"Target kita adalah memberdayakan masyarakat miskin di daerah rentan rawan pangan. Kita akan memanfaatkan sumber daya manusia dan sumber daya lokal yang tersedia di daerah untuk mengentaskan kemiskinan. Ini adalah program prioritas Gubernur Lampung," ujar Kusnardi.
Kusnardi menambahkan, pihaknya akan mensinergikan kegiatan Desa Mandiri Pangan ini dengan kegiatan lainnya yang memiliki visi yang sama. Salah satunya adalah dengan memaksinalkan dana desa sesuai amanat Permendes 22 Tahun 2016 tentang Dana Desa.
Untuk saat ini, di Pekon Menganten, khususnya para petani perikanan berusaha mencari jalan keluar dalam mengatasi kendala terbesar mereka yaitu tingginya harga pakan. "Masalahnya sudah kelihatan. Kita carikan jalan keluar. Kita akan kerjasama dengan pihak terkait untuk menggelar pelatihan pembuatan pakan sampai pengadaan mesinya," ungkap Kusnardi
Pada saat ini, sudah Banyak dana yang mengalir ke desa. Mulaidari dana Pemerintah Provinsi Lampung melalui Program Gerbang Desa Saburai sampai alokasi dana desa dari pusat. Untuk itu, kata Kusnardi, Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Lampung akan terus berkoordinasi agar penggunaan dana tersebut tepat sasaran dan digunakan sebagaimana mestinya.
Saat ini, di Pekon Menganten sudah berdiri empat kelompok tani yang bergerak di sektor perikanan air tawar. Mereka adalah Kelompok Tani Hidup Mandiri, Jaya Mandiri, Seksi Tujuh 1, dan Seksi Tujuh 2.
Jaenal Aripin, Ketua Kelompok Jaya Mandiri mengungkapkan, pada awalnya di Pekon Menganten hanya ada empat kolam untuk empat kelompok. Saat ini, unit usaha perikanan air tawar di Pekon Menganten sudah terdapat 18 kolam.
"Kami bersyukur dengan adanya program ini karena memberikan manfaat yang luar biasa. Bukan hanya bagi kami sebagai kelompok tani, tetapi juga kepada masyarakat di luar kelompok," kata Jaenal. (fs)