Gubernur Ridho Targetkan Akhir 2017 Jaringan Irigasi Mantap 90%
Gayung bersambut, rehabilitasi besar-besaran jaringan
irigasi primer, sekunder, dan irigasi tersier pada 2016 membuat Provinsi
Lampung surplus air pertanian. Indeks pertanaman naik dari 1,5 menjadi 1,8.
Kenaikan itu membuat Lampung akhrinya mampu memenuhi target produksi padi 2017
dari Kementerian Pertanian RI yakni 4,4 juta ton gabah kering giling (GKG).
"Hasil rehabilitasi besar-besaran itu membuat
kondisi jaringan irigasi baik yang menjadi kewenangan pusat dan Lampung naik
dari mantap 40% menjadi mantap 80% dan kita targetkan di akhir 2017 menjadi
mantap 90%, sehingga lebih banyak lahan sawah yang bisa ditanami. Kondisi
mantap 90% adalah yang terbaik, karena tak mungkin 100%," kata Gubernur
Ridho, di Bandar Lampung, Rabu (20/9/2017).
Daerah irigasi yang masuk pola tanam Provinsi Lampung
terdiri dari sembilan yang menjadi kewenangan pusat dan 19 yang menjadi
kewenangan Pemerintah Provinsi Lampung. Luas lahan yang mampu diairi mencapai
131.670 hektare. Namun dengan sistem penggolongan luas areal tanam bisa
mencapai 241.562,75 hektare dengan indeks pertanaman 1,8.
Pencapaian kondisi mantap itu, kata Gubernur Ridho,
berkat lobi intens ke pusat, sehingga Lampung mendapat gelontoran dana
fantastis pada 2016 yakni Rp163,8 miliar. Dana itu dipakai untuk memperbaiki 16
dari 19 daerah jaringan irigasi yang menjadi kewenangan Provinsi Lampung.
Daerah jaringan itu tersebar di Pringsewu, Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung
Timur, Lampung Tengah, dan Lampung Barat. "Ini rehab besar-besaran yang
pernah dilakukan Pemprov Lampung," kata Ridho.
Pemprov Lampung bertanggungjawab mendistribusikan air
ke 21.045 hektare lahan pertanian. Dari hasil perbaikan di 2016, Pemprov
Lampung tinggal melanjutkan sisa perbaikan di daerah irigasi Semangko
Tanggamus, DI Kalipasir Lampung Timur, dan DI Way Kandis Lampung Selatan, dan
di Way Napal Pesawaran. "Insha Allah, paling lambat akhir tahun semuanya
selesai dan bisa mendukung target peningkatan produksi gabah 4,6 juta ton di
2018," kata Ridho.
"Targetnya seluruh jaringan irigasi dapat
diperbaiki tahun ini. Bahkan, Pemprov Lampung mengusulkan penambahan empat
daerah irigasi baru di Lampung Timur dan Lampung Barat. Kemudian dua rawa di
Lampung Timur dan Lampung Barat, sehingga ada sepuluh ribu hektare lagi lahan
yang indeks pertanamannya bisa ditingkatkan," kata Ridho.
Gubernur Ridho yang juga alumnus Fakultas Perikanan,
Universitas Padjajaran, Bandung itu memahami betul arti air bagi kesuksesan
program pertanian. Itu sebabnya, melalui Komisi Irigasi yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Gubernur diminta mempersiapkan draf pola tanam 2017-2018
yang akan diterapkan pada musim tanam rendeng September-April dan
April-Oktober. Nantinya, pola tanam itu akan dituangkan dalam Peraturan
Gubernur. (rls)