Kegigihan Suparman Menjalankan Bisnis Dari Ketoprak Hingga Meubelair
BANDARLAMPUNG, katalampung.com - Suparman (61)
merupakan sosok paruh baya yang gigih dalam menjalani hidup dalam keluarganya.
Terlahir dari keluarga pedagang di Jawa
Barat pada tahun 1956, Kang Parman, begitu dia biasa disapa, mewarisi darah perniagaan dari kedua orang tuanya.
Sejak dari usia 11 tahun, Suparman sudah giat membantu usaha jual beli hasil
bumi milik orang tuanya. Dari sanalah Suparman banyak mengenal seluk-beluk wilayah yang dilaluinya saat
mengantarkan barang, termasuk ke Jakarta.
Suparman |
Awalnya, Suparman mencoba berjualan ketoprak di
Jakarta. Dia beruntung, dipercobaan pertama, dirinya langsung berhasil meraup
pundi-pundi uang. Bayangkan saja, Suparman bahkan bisa mengumpulkan uang hingga
300 ribu dalam semalam hanya dari berjualan ketoprak. Saat itu, tahun 1972,
uang 300 ribu terhitung sudah besar jumlahnya.
Meskipun kondisi kehidupan ekonominya sudah terhitung
mapan, Suparman ternyata tidak berpuas diri. Dia memulai tantangan baru pada
Tahun 1989 dengan pindah ke Bandarlampung. Dengan membawa serta anak dan
istrinya, Suparman memulai lagi jenis usaha yang baru.
Workshop Meubelair Milik Suparman |
Di Bandarlampung, Suparman menjalankan usaha muebelair
dengan membuat Kusen Pintu, Jendela dan Lemari. Dengan berbekal kegigihan serta
tekad yang kuat, Suparman menjadi pengusaha muebel yang piawai. Dia mampu memoles bahan kayu menjadi
bahan jadi seperti lemari, meja, dan kursi sehingga pesanan yang datang
kepadanya seperti tidak terputus.
Dengan dibantu tiga orang karyawan, omzet usaha yang
terletak di JL Letjent Ryacudu No. 58 Kelurahan Waydadi, Kecamatan Sukarame,
dalam satu bulan bisa mencapai 25 juta. Dari usaha ini, Suparman bahkan bisa
membuat rumah yang megah dan memiliki lahan sawah yang cukup untuk kehidupan
keluarganya. Bahkan bisa menyekolahkan anak-anaknya hingga pendidikan sarjana.
Suparman berpesan, dalam menjalankan bisnis apapun,
konsisten dan giat adalah kunci utamanya. Watak tersebut pun dia turunkan
kepada anak-anaknya. "Kuncinya mah
giat," tutup Suparman.(sudi)