Sanggar Rahayu Konsisten Kembangkan Sulam Usus dan Tenun Tapis
Siti bercerita, pertama kali sanggarnya berdiri,
dirinya dibantu oleh tiga orang pengrajin. Apalagi kerajinan tapis merupakan
kerajinan tangan yang sangat rumit dan dalam pembuatannya butuh keahlian serta
ketelitian. Hal ini karena tapis memiliki banyak motif serta tema kearifan
lokal yang diangkat.
Rahayu menambahkan, proses pembuatan tapis dimulai dari
pelukisan diatas kanvas. Kemudian diteruskan dengan merekatkan kertas untuk
dipotong sehingga dapat dikerjakan dengan cara menyulam atau menjahit.
Segudang pameran busana tradisional pun pernah dia
ikuti. Mulai dari tingkat nasional hingga internasional. Untuk tingkat
nasional, Rahayu pernah mengikuti pameran di Jakarta, Jawa dan Bali. Sedangkan
untuk pameran tingkat internasional, dia pernah mengikuti nya di Negara
Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam, Thailand dan beberapa negara lain.
Saat ini, Sanggar Rahayu dalam kegiatan usahanya dibantu
oleh sembilan tenaga ahli profesional dan dua kelompok kerja. Untuk satu
kelompok kerja memiliki 20-30 orang anggota.
Dalam waktu dekat ini, Rahayu akan mengadakan kegiatan
pameran di Jakarta yang berlokasi di JJC Senayan. Keikutsertaan ini merupakan prestasi
yang sangat baik menurutnya. Sedangkan untuk kegiatan pemasaran, saat ini
Rahayu memasarkan ditingkat lokal maupun nasional.
Siti Rahayu juga merupakan anggota Dakornas Kota
Bandarlampung. Saat ini, untuk jumlah pembuatan tapis, dalam satu bulan Sanggar
Rahayu mampu menghasilkan rata-rata
20-30 pcs sulaman dengan omzet mencapai 25-30 juta.
Diunkapkan Rahayu, untuk bahan baku, dirnya tidak
mengalami kesulitan karena stok masih mencukupi. Kendala terbesar justru ada
dalam pemasaran produk. Mengingat faktor usia yang tidak lagi muda dan minimnya
peran serta pemerintah dalam memperhatikan pengusaha kerajinan sulam.(sudi)