Perang Branding dan Opini di Pilgub Lampung 2018
Terkait mudahnya surat rekomendasi dukungan partai
politik tertentu dengan salah satu calon beredar di medsos, portal berita
online maupun cetak dan elektronik, Pengamat Politik Unila, Robi Cayadi,
menilai hal tersebut sebagai opinion maker.
“Tidak bisa dipungkiri dalam perpolitikan praktis itu
kan ada yang namanya opinion maker untuk mengarahkan opini publik terkait
branding calon. Rekomendasi yang beredar itu bisa disengaja atau tidak sengaja.
Tapi melihat yang seharusnya terkait rekomendasi itu sifatnya rahasia, jika
disebarkan artinya bukan rahasia. Itu bisa jadi agar publik mengetahui bahwa
surat rekomendasi yang terbaru sudah keluar dan ini supaya calon-calon yang
lain juga biar paham. Bisa ini sebuah manuver dari calon-calon tertentu
terhadap pembentukan opini yang muncul,” jelas Robi Cahyadi kepada katalampung.com, Senin (23/10/2017).
Menurut Robi, yang resmi adalah dengan menggunakan
format KPU dan dideklarasikan. (Baca: Rekomendasi Dukungan Parpol Pada Pilgub Lampung 2018 Belum Ada Yang Final).
“Saat ini yang telah melakukan deklarasi hanya Mustafa,
dan itu juga hanya deklarasi sepihak dari pihaknya melalui NasDem. Deklarasi
sebagai pasangan kan belum ada. Untuk Pilkada Serentak 2018 baru pasangan calon
di Jawa Timur dan Sulawesi Selatan yang sudah melakukan deklarasi pasangan
calon dan itu sudah resmi” ujar Robi.
Ditambahkan Robi, perang branding dan opini para kandidat di Lampung semakin terlihat dengan
sosialisasi yang mereka lakukan. Selain beredarnya surat-surat rekomendasi,
upaya memunculkan branding
masing-masing calon bisa diniliai dari langkah sosialisasi yang mereka lakukan.
“Ridho branding
dengan kesukesan pembangunannya di Lampung, Herman HN melakukan branding dengan Fly Over, Mustafa dengan ronda dan Arinal branding dengan keliling seluruh kabupaten/kota (wayangan dan lainnya),” tutup Robi
Cahyadi
Dilaporkan
Oleh: Guntur Subing