Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Selat Sunda, Pelabuhan Merak dan Bakauheni Ditutup

BANDARLAMPUNG, katalampung.com - Cuaca ekstrem dan gelombang tinggi yang terjadi di Selat Sunda membuat pelayanan di Pelabuhan Merak-Bakauheni ditutup sementara. Penutupan itu dimulai sejak pukul 17.45 WIB hingga batas waktu yang tidak ditentukan.


Tentang cuaca ekstrem dan gelombang tinggi yang terjadi di Selat Sunda tersebut, beredar juga pesan-pesan WhatsApp, baik pesan peringatan, foto maupun video terkait kondisi dan cuaca di Pelabuhan Bakauheni maupun Merak.

Sementara itu, peringatan resmi dari BMKG tentang adanya bahaya gelombang tinggi dan cuaca ekstrem yang dikeluarkan pada Kamis (30/11) pukul 19.18, menunjukkan Peta Lintasan Siklon Tropis Dahlia.
Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Selat Sunda, Pelabuahan Merak dan Bakauheni Ditutup


BMKG mengeluarkan peringatan dampak dari Siklon Tropis sebagai berikut:
  • Hujan sedang hingga lebat di Lampung, Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat 
  • Angin kencang > 20 knot di pesisir barat Bengkulu hingga Lampung, Banten bagian selatan, dan Jawa Barat bagian selatan. 
  • Gelombang laut dengan ketinggian 2.5 - 4.0 meter di Perairan barat Kep.Mentawai, Perairan Bengkulu, Perairan selatan Jawa Timur. 
  • Gelombang laut dengan tinggi 4.0 - 6.0 meter di Perairan P.Enggano, Perairan barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Banten hingga Jawa Tengah, Samudra Hindia barat Lampung hingga selatan Jawa. 
  • Waspada bagi kapal-kapal yang melintas dan masyarakat pesisir pantai terhadap kemungkinan terjadinya gelombang tinggi.



Sehari sebelumya, Rabu, 29 Nobvember 2017, mengeluarkan siaran pers tentang “Lahirnya Siklon Tropis Dahlia”.  Lahirnya Siklon Tropis Dahlia akan berdampak pada peningkatan hujan lebat, tinggi gelombang, angin kencang, maupun potensi kilat/ petir di beberapa wilayah di Indonesia. Dampak yang ditimbulkan seperti:

  • Hujan sedang hingga lebat di pesisir Barat Bengkulu hingga Lampung, Banten, dan Jawa Barat bagian Selatan 
  • Angin kencang > 20 knots (36 km/jam) di pesisir Barat Sumatera Barat hingga Lampung, Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat. 
  • Gelombang laut dengan ketinggian 2.5 - 4.0 meter di Perairan Kep. Nias, Perairan Kep. Mentawai, Samudera Hindia barat Aceh hingga Kep. Mentawai. 
  • Gelombang laut dengan tinggi 4.0 - 6.0 meter di Perairan Enggano, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia Barat Enggano hingga Lampung, Selat Sunda bagian Selatan, Perairan Selatan Banten, Samudera Hindia Selatan Banten.


Pelabuhan Merak dan Bakauheni Ditutup

Penutupan layanan di kedua pelabuhan itu merupakan hasil rapat koordinasi antara pihak terkait seperti PT ASDP, Badan Pengelola Transportasi Darat (BPTD), dan Kantor Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan (KSOP) Merak. Demikian dilansir dari detik.com.

Cuaca Ekstrem dan Gelombang Tinggi di Selat Sunda, Pelabuahan Merak dan Bakauheni Ditutup

"Kami memohon pengertian kepada seluruh pengguna jasa penyeberangan Merak-Bakauheni, karena cuaca di Merak sangat extrem dimana tinggi sudah gelombang mencapai 5 meter dan kecepatan angin di atas 45 knot sehingga layanan ditutup sementara," kata PLT Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry, Intan Sugiharti.

Penutupan itu tak lain demi keselamatan dan keamanan para penumpang baik di Merak maupun Bakauheni. Pihak ASDP pun meminta kepada para penumpang agar bersabar hingga cuaca dinilai sudah normal.

"Cuaca sangat ekstrem, jadi layanan terpaksa kami tutup sementara. Kepada seluruh penumpang yang sudah berada di lingkungan pelabuhan maupun yang masih dalam perjalanan diimbau bersabar. Kami akan menunggu sampai kondisi cuaca benar-benar aman bagi pelayaran," ujar General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, Fahmi Alweni saat dikonfirmasi terpisah.

Atas penutupan itu, pihak ASDP mengaku sudah berkoordinasi dengan BMKG dan pihak terkait untuk tetap mengupdate kondisi cuaca di Selat Sunda.

"Kami mohon pengertian dari pengguna jasa. Hal ini menyangkut keselamatan pelayaran. Lebih baik tidak berangkat, daripada tidak pernah sampai sama sekali," tutur Fahmi.(dbs)

Baca Juga: Penyeberangan Laut Dibuka, BMKG Himbau Tetap Waspada
Diberdayakan oleh Blogger.