KARS Nilai Gubernur Ridho Lakukan Lompatan Tinggi Atas RSUDAM
BANDARLAMPUNG
- Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) menilai Gubernur Lampung Muhammad Ridho
Ficardo melakukan lompatan tinggi atas peningkatan fasilitas Rumah Sakit Umum
Daerah Abdul Moeleok (RSUDAM). Atas lompatan itu, KARS tetap mempertahankan
Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit tingkat Paripurna untuk RSUDAM.
Penilaian itu disampaikan
dua surveyor KARS yang secara maraton sejak Senin (13/11/2017) melakukan survei
simulasi atas sertifikat Paripurna yang diraih RSUDAM pada 21 Desember 2016.
Sertifikat itu berlaku hingga 30 November 2019. KARS merupakan lembaga
independen pelaksana akreditasi rumah sakit bersifat fungsional, nonstruktural,
dan bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan.
"Setiap tahun tim
survei harus meninjau ulang sertifikat yang diberikan untuk melihat apakah
masih sesuai atau tidak. Kami menilai banyak lompatan tinggi yang dilakukan
Gubernur Lampung selama setahun terakhir," kata Surveyor KARS dr. H. Riza
Iriani Nasution, Sp.A bersama Surveyor Ns. Nani Hernani, S.Kep, di
Bandarlampung, Kamis (16/11/2017).
Berdasarkan hasil survei
KARS, perubahan besar-besaran atas bangunan dan peralatan merupakan yang
terbaik di Sumatera dalam satu tahun terakhir. KARS menilai kebijakan Gubernur
Ridho menganggarkan Rp147 miliar untuk peningkatan layanan, cukup besar untuk
rumah sakit tipe B di Indonesia.
"Kami menilai kamar
operasi RSUDAM cukup mewah. Demikian juga bangunan dan peralatan canggih banyak
yang baru. Tak tertutup kemungkinan jadi rumah sakit terbaik di Sumatera untuk
tipe yang sama," kata Riza, surveyor KARS asal Riau tersebut.
KARS menilai penambahan
alat canggih untuk katerisasi jantung dan angiografi (cath lab), Ct Scan 128
Slice untuk melihat lokasi yang tepat untuk menentukan tindakan lanjutan,
bronkoscopy alat diagnosa dan mendeteksi secara dini suatu tumor jinak atau
ganas, merupakan kebijakan membuat RSUDAM dapat menjadi rumah sakit rujukan.
"Kehadiran peralatan
ini makin banyak pasien bisa ditangani di Lampung dan tak perlu lagi dirujuk ke
Jakarta. Makin banyak pasien bisa ditangani di Lampung makin bagus, karena
membuat pasien tidak lagi harus mengeluarkan biaya banyak," kata Riza.
Demikian halnya penambahan
alat laparoskopy, anastesi machine yang membantu menguapkan zat anastesi cair,
bed side monitor, sterilisator basah, electro couter, dan tempat tidur
elektrik, membuat RSUADM berpeluang naik ke tipe A. Selain itu, KARS menilai
kepatuhan RSUDAM dalam menata admnistrasi pasien juga meningkat.
Pembenahan secara
besar-besaran RSUDAM, menurut Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo,
merupakan kebijakan strategis dalam meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
"Harapannya, RSUDAM menjadi rujukan akhir dari berbagai penyakit. Ini
tentu butuh waktu panjang, namun harus dimulai dari sekarang. Tantangannya
tentu banyak," kata Gubernur Ridho.
Menurut Gubernur,
keputusan KARS mempertahankan sertifikat Paripurna harus menjadi amanat bagi
semua tenaga medis dan paramedis agar meningkatkan mutu pelayanan. Pemprov
Lampung, kata Ridho, menargetkan pada 2019 RSUDAM berubah menjadi moderen dan
berstandar rumah sakit nasional. "RSUDAM harus menjadi rumah sakit unggul
dalam pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan," kata Ridho.
Gubernur berkomitmen pada
2018, melanjutkan pembangunan gedung rawat jalan dan perawaan anak kelas I
berkapasitas 200 tempat tidur. Kemudian, gedung rehabilitasi medik dan gedung general check up, gedung perawatan kelas
utama Mahan Nunyai B, dan gedung rumah singgah.(H-Prov)