Lampung Tempat Investasi Yang Baik

BANDARLAMPUNG, Daya saing Provinsi Lampung berdasarkan kajian lembaga Internasional Asia Competitiveness Institute (ACI), Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore (NUS), terus meningkat. Dari tahun-tahun sebelumnya peringkat 16 menjadi 14, saat ini di penghujung tahun 2017 kembali naik menjadi peringkat ke-11 dari seluruh provinsi se-Indonesia. Ini menandakan bahwa Lampung adalah tempat investasi yang baik.


Lampung Tempat Investasi Yang Baik


Mewakili Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Taufik Hidayat. Sekretaris Bappeda Provinsi Lampung, Elvira Umihanni, menjelaskan bahwa secara umum dari kajian tersebut, ACI melihat empat indikator yang dipakai, yakni stabilitas, ekonomi makro, kualitas hidup, dan infrastruktur. Selain itu, kondisi fiskal, bisnis, tenaga kerja, pemerintah, dan institusi publik, ditambah penilaian untuk 12 subsektor dan 103 indikator. 

Dari perincian empat indikator tersebut, untuk penilaian atau kajian pemerintahan dan institusi publik, mengartikan tata kelola pemerintahan di Lampung yang semakin baik. Hal ini juga berpengaruh untuk kabupaten/kota yang lain, yang menandakan bahwasanya tata kelola pemerintah mulai berjalan sama. 

"Pak Gubernur M Ridho Ficardo, sempat menyampaikan dan memberikan aspirasi kepada seluruh kepala daerah se-Lampung, tata kelola pemerintahan yang baik agar tetap terjalin kedepannya," jelas Elvira, kepada media ini di Bandarlampung, Kamis (23/11). 

Terkait dengan kondisi finansial, bisnis, dan tenaga kerja, dari kajian ACI menandakan, tingkat pengangguran di Provinsi Lampung meski fluktuasi selalu dibawah rata-rata Nasional. 

Dan dari sisi bisnis, bisa dilihat bersama secara kasat mata, pertumbuhannya cukup cepat dan pesat, seperti pertumbuhan tingkat pembangunan dan hunian hotel, wisatawan, hingga keberadaan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). 

"Ini menandakan bahwa potensi bisnis di Lampung terus berjalan naik," tukas Elvira. 

Untuk stabilitas ekonomi makro, Provinsi Lampung juga memiliki poin pertumbuhan ekonomi yang dari tahun ke tahun juga selalu di atas rata-rata Nasional. "Dari data yang ada mulai tahun 2012 hingga 2016, Lampung tidak pernah dibawah rata-rata, meskipun hasilnya tidak terlalu jauh yang hanya selisih koma," katanya. 

Lanjut Elvira, khusus pada indikator kajian kualitas hidup dan infrastruktur, jika dibandingkan dengan 3 indikator yang lain memang posisinya lebih rendah. Kendati demikian, penilaian indikator ini pun turut menunjukkan hasil positif, yang bila di tahun 2016 Lampung berada di posisi ke-23, saat ini naik ke posisi 20. 

"Artinya dari kondisi yang memang kita ketahui sebelumnya, seperti infrastruktur jalan yang rusak sekarang membaik menjadi 70 persen dengan program jalan mantap, ditambah keberadaan Bandara Radin Inten II dan JTTS, yang menyebabkan peningkatan peringkat," ungkapnya. 

Dengan demikian, adanya kajian dari ACI yang memotret 33 provinsi se-Indonesia, bisa menjadi informasi awal bagi investor yang akan berinvestasi di daerah-daerah. Dan Provinsi Lampung sudah berada pada level tempat berinvestasi yang baik. 

Untuk diketahui, Asia Competitiveness Institute (ACI) National University of Singapore (NUS) mengundang Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo berbicara pada konferensi tahunan bertema 'Pembangunan Infrastruktur Untuk Daya Saing Ekonomi' di Kampus NUS, Singapura, 24 November 2017.

Gubernur Ridho, merupakan satu dari enam gubernur dari Indonesia yang mendapat kesempatan terhormat berbicara di depan utusan dari berbagai negara itu.

Menurut Co-Director ACI, Tan Khee Giap, Gubernur Ridho diberi kesempatan karena prestasinya mampu meningkatkan daya saing Provinsi Lampung dari semula di posisi 25 menjadi 14 hingga 11 Nasional. Peningkatan itu berdasarkan kajian lembaga Lee Kuan Yew School of Public Policy NUS tersebut. Akomodasi kedatangan Ridho ke Singapura sepenuhnya menjadi tanggungjawab NUS

"Kami mengundang dan memberi kesempatan kepada Anda untuk menyampaikan sambutan sekitar 10 menit tentang potensi dan hasil pembangunan di provinsi Anda, sebelum pemaparan materi dari enam wilayah yang kami undang," kata Tan Khee Giap, dalam surat yang ditujukan kepada Gubernur Ridho. 

Selain Gubernur Ridho, NUS juga mengundang Gubernur Jawa Timur Soekarwo, yang dinilai berhasil mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). "Kami yakin kegiatan ini makin bermakna dengan kehadiran kedua Gubernur tersebut dalam berbagi pengalaman atas kesuksesannya sebagai pembuat kebijakan," kata Tan Khee Giap.

Atas undangan tersebut, Gubernur Ridho menyatakan siap memenuhinya dan memaparkan potensi dan keunggulan Lampung. "Ini kesempatan langka, karena NUS sebagai universitas terbaik ke-13 di dunia tentu memiliki kriteria mengundang pembicara. Saya akan memanfaatkan kesempatan ini memperkenalkan Lampung," kata Gubernur.

Sebelumnya, pada 16 Mei 2017, perwakilan ACI, berkunjung ke Pemprov Lampung dan memaparkan daya saing Lampung yang naik dari posisi dari posisi 14 nasional dari sebelumnya di rangking ke-25. Peningkatan itu menempatkan Lampung di level tengah daya saing dan tertinggi ketiga di Sumatera setelah Kepulauan Riau.(*)
Diberdayakan oleh Blogger.