Akhirnya, Trump Resmi Akui Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel

AMERIKA SERIKAT, katalampung.com – Beberapa hari ini kontroversi keputusan Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel terjawab sudah. Secara resmi Presiden Amerika Serikat itu berpidato dan menyatakan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Akhirnya, Trump Resmi Akui Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel

“Saya sudah memutuskan bahwa ini waktunya untuk mengakui secara resmi Yerusalem sebagai ibu kota Israel,” ujar Trump dalam pidatonya di Gedung Putih, Rabu (6/12) waktu setempat.

Trump menambahkan, sementara presiden-presiden sebelumnya menjadikan isu itu sebagai janji kampanye yang gagal mereka wujudkan. “hari ini, saya mewujudkannya,” kata Trump.

Selain itu, Trump mengatakan akan tetap mendukung upaya perdamaian tersebut dan berharap semua pihak tetap menjaga toleransi. Dia juga meminta Kementerian Luar Negeri untuk segera memindahkan kantor Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem sebagai simbol pengakuan.

Israel menduduki Jerusalem Timur pada akhir Perang 1967 dengan Suria, Mesir, dan Yordania, yang menempatkan seluruh kota di bawah kendali Israel secara de facto. Masyarakat internasional tidak pernah mengakui klaim Israel atas seluruh Jerusalem.

Sementara itu, dari laman resmi Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Menlu Retno Marsudi mengatakan, sejak kemarin dirinya melakukan pembicaraan dan  komunikasi dengan para menteri luar negeri negara-negara muslim.

Komunikasi Retno terhadap anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI) terus dilakukan, selain itu juga berusaha untuk mengirimkan pesan dan mencoba komunikasi dengan Amerika Serikat. Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, usai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (6/12).

“Sekali lagi kita sangat mengkhawatirkan pengumuman tersebut karena pengakuan Jerusalem sebagai ibu kota Israel itu akan sangat membahayakan proses perdamaian dan akan membahayakan perdamaian itu sendiri. Akan memancing instabilitas bukan hanya di Timur Tengah tetapi di wilayah-wilayah lain,” lanjut Menlu.

Untuk itu, Menlu mengaku terus berkomunikasi dan kemungkinan besar OKI akan melakukan special session mengenai masalah tanggal.

“Tadi saya berbicara, antara lain dengan Menlu Jordania, Menlu Turk. Dan kita juga, saya juga membicarakan mengenai perlunya negara-negara OKI untuk segera duduk dan membahas masalah ini,” pungkas Menlu.

Keputusan Trump ini juga telah mendapatkan reaksi dari berbagai pemimpin dunia. Dilansir dari Al Jazeera, Kamis (7/12/2017), berikut beberapa negara yang bereaksi terhadap keputusan Trump:

Presiden Lebanon, Michel Aoun, menyebut keputusan AS mengancam proses perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.

Sementara, Pemerintah Yordania, menganggap keputusan tersebut ilegal."Keputusan tersebut mengawali status final dari negoisasi yang dapat memicu kemarahan, dan mengobarkan emosi umat Islam dan Kristen di seluruh negara Arab dan Islam," kata juru bicara pemerintah Yordania, Mohammad Al Momani.

Menteri Luar Negeri Qatar, Sheik Mohammed bin Abdulrahman mengatakan. keputusan Trump merupakan hukuman mati bagi semua orang yang mencari kedamaian. Warga Palestina menginginkan Jerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka. Sementara, Israel bersikeras kota ini adalah ibu kota yang bersatu, dan tak dapat dibagi.

Lain halnya dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan keputusan Trump soal Jerusalem menjadi hari bersejarah bagi negaranya. Menurutnya, Jerusalem telah menjadi ibu kota Israel selama hampir 70 tahun.

"Jerusalem menjadi fokus dari harapan, impian, dan doa kami selama 3.000 tahun. Jerusalem telah menjadi ibu kota orang-orang Yahudi selama 3.000 tahun," katanya dalam sebuah pernyataan.

Presiden Israel, Reuven Rivlin, juga menyambut baik pengumuman Trump. Dia mengatakan tidak ada lagi hadiah yang pantas dan seindah itu, ketika mendekati 70 tahun kemerdekaan Israel.

"Pengakuan Jerusalem sebagai ibu kota Israel, dan relokasi semua kedutaan ke kota itu, merupakan tanda pengakuan hak orang-orang Yahudi ke tanah kami," ujarnya.(dbs)

Diberdayakan oleh Blogger.