Tentara Malaysia Siap Berperan di Jerusalem

MALAYSIA, katalampung.com - Menteri Pertahanan Malaysia, Hishammuddin Hussein, mengatakan keputusan Amerika Serikat untuk menjadikan Jerusalem sebagai ibukota Israel adalah "tamparan di wajah umat Muslim seluruh dunia". Didasari hal itu militer negaranya siap untuk menjalankan tugasnya jika layanannya dibutuhkan.


Tentara Malaysia Siap Berperan di Jerusalem


"Kami harus siap menghadapi kemungkinan apapun. Angkatan Bersenjata Malaysia selalu siap, menunggu instruksi dari pimpinan puncak," kata Hishammuddin Hussein sebagaimana dilansir dari Aljazera, Minggu, 10 Desember 2017.

"Mari kita berdoa agar perselisihan ini tidak menimbulkan kekacauan," Hussein menambahkan.

Pergeseran dramatis dalam kebijakan Jerusalem di Washington memicu demonstrasi di wilayah Turki, Mesir, Yordania, Tunisia, Aljazair, Irak dan negara-negara di seluruh dunia.

Sementara itu, pada hari Minggu (10/12) sekitar 10.000 orang berkumpul di luar Kedutaan Besar AS di Jakarta untuk mendukung warga Palestina.

Para pemrotes membawa spanduk bertuliskan "Kedubes AS, Keluar dari Al Quds," 'Jerusalem dan Palestina Merdeka' dan 'Kami bersama orang-orang Palestina. "Al-Quds adalah nama Arab untuk Jerusalem.

Pelanggaran terhadap resolusi PBB

Protes hari Minggu, yang diselenggarakan oleh Partai Keadilan Sejahtera, merupakan yang kedua sejak keputusan Trump pada hari Kamis.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengecam keras langkah Trump, yang digambarkannya sebagai pelanggaran terhadap resolusi PBB.

Indonesia, sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, telah lama menjadi pendukung orang-orang Palestina dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan negara Yahudi tersebut.

Baca Juga: Israel Gunakan Gas Air Mata dan Granat Setrum Ketika Bentrok Dengan Rakyat Palestina di Bethlehem

Israel menduduki Yerusalem Timur pada perang tahun 1967, namun tidak ada negara di dunia yang mengakui hal itu.

Yerusalem tetap menjadi jantung konflik Israel-Palestina, dengan orang-orang Palestina menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka, sementara Israel mengatakan bahwa kota tersebut, yang berada di bawah pendudukan Israel, tidak dapat dibagi.

Presiden AS juga mengumumkan relokasi Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem - sebuah langkah yang mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk diselesaikan.(dbs)
Diberdayakan oleh Blogger.