Cash For Work Bagi Pembangunan Desa
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi
Kementerian Keuangan RI Nufransa Wira Sakti, jumlah penerima bantuan Pogram Keluarga
Harapan (PKH) ditingkatkan menjadi 10 juta keluarga. Dana Desa juga ditingkatkan
jumlahnya menjadi Rp60 triliun, dan subsisdi lebih tepat sasaran kepada kegiatan-kegiatan
unggulan untuk mengatasi masalah kemiskinan.
“Sepertiga Dana Desa diharapkan dapat digunakan untuk pembangunan
infrastruktur desa dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di masing-masing
desa. Untuk mengakselerasi kegiatan tersebut, telah dilakukan percepatan
penyaluran Dana Desa di bulan Januari 2018,” ujar Nufransa sebagaimana dilansir
dari Media Keuangan Edisi Februari 2018.
Menurutnya, semua ini dilakukan secara terintegrasi
agar menggerakkan perekonomian di
pedesaan. Dengan label “Cash for work”,
segala kegiatan yang berhubungan dengan pembangunan
desa akan dilakukan secara swadaya oleh masyarakat desa itu sendiri.
“Tak lupa, pemerintah juga akan mengintegrasikan seluruh kegiatan bantuan
sosial dalam satu platform yang sama, Cash
For Work. Segala daya dan upaya dikerahkan untuk menggerakkan perekonomian
di desa,” tambahnya.
Sebagai pengelola keuangan negara, kata Nufransa, tentu
saja Kementerian Keuangan harus mengawal proses ini mulai dari penyaluran dana
sampai dengan laporan pertanggungjawabannya. Peran ini sangat penting, agar value for money yang disalurkan melalui
APBN dapat dijaga akuntabilitasnya.
“Mengingat sumber daya pemerintahan desa yang masih
belum optimal, diperlukan bentuk pelaporan pertanggungjawaban yang sederhana namun
akuntabel. Disinilah tantangannya. Jangan sampai pelaporan menjadi suatu beban
bagi pelaksana pembangunan desa, sehingga membuat pembangunan itu sendiri menjadi
terbelengkalai karena disibukkan oleh pembuatan laporan,” jelas Nufransa.
Nufransa menegaskan, Cash For Work harus menjadi solusi untuk mengurangi jumlah
pengangguran dan kemiskinan. Indonesia sudah terlalu lama dibelenggu oleh
kemiskinan, sudah waktunya untuk bangkit untuk menyongsong kehidupan yang lebih
cerah.
“Generasi muda harus sehat, cerdas, dan kuat agar siap
menghadapi bonus demografi di 2030,” tutup Nufransa.(MK/dde)