Gawat.. Faktor Kemiskinan dan Kesehatan Picu Warga Lampung Tengah dan Lampung Timur Semakin Kurang Bahagia
Tingginya jumlah penduduk miskin dan banyaknya warga
penderita stunting, di tiga kabupaten tersebut, bisa dibilang merupakan salah
satu indikator penyebab menurunnya indeks kebahagiaan di Provinsi Lampung, yang
dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa waktu lalu.
Baca: Jumlah Penderita Gizi Buruk di Kabupaten Lampung Tengah Mengkhawatirkan
Dari data Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK RI), tahun 2016 yang
dirilis pada 2017, jumlah penderita stunting di Kabupaten Lampung Tengah mencapai 59.838 jiwa. Data Kemenko PMK
RI menyebutkan, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Lampung Tengah mencapai
165.670 jiwa.
Selain Kabupaten Lampung Tengah, yang bisa dikatakan
menjadi penyebab warga Lampung kurang bahagia menurut data BPS adalah Kabupaten
Lampung Timur, dengan jumlah warga miskin sebanyak 172.610 jiwa, jumlah balita
penderita stunting 40.790 jiwa, dan Kabupaten Lampung Selatan warga miskin
mencapai 158.380 jiwa, penderita stunting 42.971 jiwa.
"Stunting akan memperlambat berat dan tinggi badan
serta menurunkan daya pikir. Jika ini berkelanjutan maka akan berdampak pada
peningkatan pengangguran dan kemiskinan," kata Kasi Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Dinkes Provinsi Lampung, Asih, Minggu
(11/2).
Asih menambahkan, stunting/pendek merupakan gambaran
gangguan gizi kronis dimana akan banyak menimbulkan masalah kesehatan dimasa
yang akan datang.
Seperti rendahnya kecerdasan, resiko mengalami penyakit
tidak menular ( Diabetes Melitus, hipertensi, penyakit jantung dan stroke).
Jika warga banyak yang mengalami stunting, maka akan menambah beban ekonominya.
Adapun faktor yang menyebabkan stunting yaitu, faktor
lingkungan, pelayanan kesehatan, prilaku, kesehatan reproduksi, Indeks
Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM), status ekonomi, dan status pendidikan.(rls)