Kadis Pariwisata Lampung Timur Bantah Tudingan Rekanan
![]() |
Almaturidi, Kepala Dinas Pariwisata Lampung Timur |
“Selama ini saya merasa tidak pernah menyuruh atau
meminta pada rekanan agar menyetor kalau mau dapat proyek. Semua yang
disampaikan Anton tersebut tidaklah benar. Maka dalam hal saya harus perlu luruskan,
sehingga agar tidak ada pemikiran yang tidak baik terhadap saya. Yang jelas
saya tidak pernah meminta atau menyuruh pegawai yang ada di Dinas Parawisata untuk
meminta setoran pada rekanan. Semua pekerjaan yang ada di Dinas Parawisata sudah
dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku," ungkapnya.
Menurutnya, apa yang ditudingkan Anton terkait dirinya
menganjurkan pada bawahan atau pegawai yang ada di Dinas Pariwisata untuk minta
uang setoran proyek terhadap sejumlah rekanan yang mendapat pekerjaan di dinas
tersebut tidaklah benar.
“Untuk itu pada kesempatan ini saya harapkan agar dapat
diluruskan kembali. Sehingga jangan ada prasangka yang tidak baik terhadap diri
saya. Selain itu, saya juga sebenarnya kepingin tau siapa pegawai saya yang
mengatakan ada anjuran dari saya agar meminta setoran tersebut,"
ungkapnya.
Sebelumnya, Anton warga desa Negara Nabung Kabupaten
Lampung Timur mengatakan kepada sejumlah awak media, bahwa setiap rekanan yang
mendapat pekerjaan (proyek) yang ada di Dinas Parawisata harus setor uang
sebesar 20 persen dari nilai pekerjaan yang ada di dinas tersebut. Besaran
setoran proyek tersebut disampaikan melalui salah satu staf pada Dinas Pariwisata
Lamtim, sesuai dengan anjuran Kadis Pariwisata Almaturidi.
Baca: Kadis Pariwisata Lampung Timur Diduga Sarankan Bawahan Minta Setoran Kepada Rekanan
Baca: Kadis Pariwisata Lampung Timur Diduga Sarankan Bawahan Minta Setoran Kepada Rekanan
“Kalau para rekanan mau mendapat pekerjaan dari dinas
tersebut, maka diwajibkan harus setor 20 persen. Pokoknya dari nilai
pekerjaan 40 juta sampai 400 juta yang
ada di dinas parawisata tersebut, rekanan harus setor dan itu sesuai perintah yang disampaikan kadis ke
pegawai yang mengurusin pekerjaan yang ada di dinas tersebut. Kalau setorannya
gak diberikan, maka perusahaan dari rekanan tidak akan diterima atau
diproses," ungkap Anton.
Masih dikatakan Anton, selain meminta setoran proyek,
Almaturidi juga diduga kuat ikut terlibat dalam pekerjaan proyek yang ada,
melalui orang-orang terdekatnya. Banyak proyek di Dinas Pariwisata yang dikerjakan
Almaturidi melalui orang-orang terdekatnya.
“Saya selaku masyarakat Lamtim dan juga salah satu
rekanan yang ada di Lamtim ini wajar mempertanyakan etika dan kinerja seorang
kadis tersebut. Saya memang agak kecewa sama kinerja kadis yang terkesan korup
seperti itu, sudah gitu tingkah lakunya juga seperti preman. Saya pernah hendak
mengajak ngobrol Kadis Pariwisata Almaturidi tersebut. Saat bertemu, bukannya
kita mendapat senyuman atau sapa, malah dia mendorong saya hingga hampir
terjatuh,” kata Anton.
“Sebenarnya kejadian atau permasalahan yang ada di Dinas
Parawisata tersebut sudah pernah saya sampaikan langsung pada Sekda Lamtim
Syahrudin Putera. Namun Sekda Lamtim terkesan ada pembiaran. Yang jelas, saya
berharap kepada Sekda waktu itu ada teguran yang dilakukan terhadap kadis
Parawisata itu, tetapi malah tidak ada tanggapan dari Sekda Lampung
Timur," ungkapnya.
Anton juga mengatakan kepada sejumlah awak media bahwa
dirinya siap mempertanggung jawabkan apa yang telah diungkapkan sebelumnya.
Dilaporkan
oleh: Jhoni Saputra