Pemerintah Kampanyekan Digital Paradise
“Kita
perkenalkan Indonesia itu sebagai digital
paradise, tempatnya bukan cuma bagus tapi government-nya juga sangat welcoming
untuk digital initiative ini,” papar
Chief Coordinator of NextICorn Promotion Roadshow Calendar, Donald Wihardja
dalam Konferensi Pers di Ruang Serbaguna Kementerian Kominfo, Jumat
(04/05/2018).
Menurutnya,
masyarakat Indonesia juga sudah matang secara global, mahir pakai fintech, aplikasi, sehingga dapat
menciptakan unicorn yang statusnya
didapat hanya dengan meng-address
customer di Indonesia.
Sebagaimana
dilansir dari laman resmi Kominfo, The 1st NextICorn International Summit yang
akan diselenggarakan di Bali Nusa Dua Convention Centre ini juga menjadi salah
satu solusi Pemerintah Republik Indonesia atas beberapa permasalahan yang
dialami start-up digital.
"Terutama
mereka yang berada di Zona Missing Middle atau Series B. Di mana para start-up
umumnya mendapat pendanaan di awal, biasa disebut Series Pre-A atau Series A,
namun kesulitan dalam mendapatkan pendanaan berikutnya. Melalui NextICorn, kami
membantu menjembatani mereka yang sudah sampai di titik ini, yang memang susah
mendapat pendanaan,” papar Donald.
Hingga
menjelang perhelatan The 1st NextICorn International Summit, sebanyak 70
start-up telah dikurasi berdasarkan kesiapan dalam aspek pendanaan. Proses
kurasi dilaksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama
dengan Global Consulting Ernst & Young. Tujuan kurasi untuk membantu
start-up menyusun resume singkat dalam satu halaman mengenai gambaran serta
model bisnis.
"Kita
telah susun compendium atau booklet yang berisi informasi tentang
start-up tersebut sesuai dengan standar kebutuhan investor. Informasi yang
disusun dalam compedium tersebut di antaranya model bisnis, kategori, proses,
perkembangan terakhir start up tersebut, keadaan keuangan, serta potensi ke
depannya," jelas Deputy to the Chairman for NextICorn Strategy Formulation
Coordination Lis Sutjiati.
Menurut
Lis Sutjiati, dengan kriteria yang telah ditentukan akan dapat diketahu kelas
atau tahapan pendanaan masing-masing start-up.
“Untuk
masuk program ini bukan hanya karena bagus. Start-up ini akan diminta mengisi
berbagai kriteria yang dibutuhkan untuk melakukan assessment oleh EY. Kita
bikinin compedium, semacam bookletnya. Nanti akan ketahuan kelasnya. Jadi nanti
mereka tidak semuanya berada di tahapan yang sama. Ada yang siap untuk menerima
1 juta, 1 sampai 5 juta, di atas 5 juta,” jelas Lis Sutjiati.
Melalui
informasi dalam compendium, diharapkan investor akan lebih mudah dalam
mendapatkan informasi mengenai kondisi start-up, sehingga proses pendanaan atau
inevstasi dapat berlangsung lebih cepat.
"Follow-up nya lebih cepat dan akan
meningkatkan peluang investasi yang pada gilirannya akan mempercepat kelahiran
unicorn baru di Indonesia," tambah Lis Sutjiati.
Beberapa
bidang start-up yang akan terlibat dalam 1st NextICorn International Summit
antara lain fintech landing; fintech payment; bidang e-commerce; enabler; serta bidang pendidikan.
"Kegiatan
ini merupakan langkah awal, selanjutnya akan berlangsung kegiatan sejenis untuk
mendorong pendanaan start-up digital lain mampu bertumbuh jadi unicorn,"
jelas Lis Sutjiati.
Program
NextICorn melibatkan sejumlah kementerian dan lembaga, antara lain Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bank Indonesia, serta Otoritas Jasa Keuangan
(OJK) serta Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (AMVESINDO).(kmf/dde)