SGC Berpolitik? Tak Ada Makan Siang Gratis
“Artinya
dukungan kepada Arinal - Nunik oleh SGC bukan dukungan murni, seperti
masyarakat,” kata Presidium Humanika Lampung, Basuki, Rabu (2/5).
Lanjut
Basuki, hal itulah yang kemudian merusak tatanan kenegaraan, karena korporasi
bukanlah lembaga sosial tetapi lembaga cari untung, artinya setiap dukungan
yang diberikan kepada calon tentu ada konsesi yang diberikan kepada korporasi
yang sudah mendukung.
“Tak
ada makan siang gratis, di kepala korporasi bisa saja konsesi soal lahan atau
bisa soal pajak, ini pembajakan atau pembegalan demokrasi oleh korporasi,”
tegasnya.
Kata
Basuki, biasanya korporasi memberikan dukungan secara sembunyi-sembunyi, karena
jika publik mengetahui akan cukup berbahaya bagi calon. Karena publik memandang
jika urusan kampanye saja bisa didikte apalagi urusan dalam mengelola
pemerintahan dikemudian hari.
Seperti
diketahui, kehadiran Vice Presiden PT Sugar Grup Companies (SGC), Lee Purwati,
dalam kampanye pasangan calon gubernur Artinal-Chusnunia di Kabupaten Tulang
Bawang (Tuba) Senin (30/4). Menjadi bukti dugaan keterlibatan PT Sugar Grub
Company (SGC) sebagai pemodal paslon nomor urut tiga ini.
Kehadiran
adik Gunawan Jusuf dalam Kampanye Arinal-Chusnunia selain menciderai semangat
demokrasi juga melukai warga yang telah dirampas tanahnya oleh perusahaan gula
itu.
Lee
diketahui sebagai pemilik perusahaan gula Sugar Group Companies (SGC) yang
terlibat dalam dugaan penipuan, pemalsuan, penggelapan pajak PT. SGC dan
penyerobotan lahan masyarakat di 4 Kecamatan di Kabupaten Tulangbawang, Lampung
terlihat datang bersama mantan Bupati Tuba Hanan A Razak dan Ketua DPD II
Golkar setempat Herwan Saleh.(NN)