Relawan Kembali Bangun Jembatan Gantung Darurat Sederhana Ke-11

KATALAMPUNG.COM - Satgas Ekspedisi 1000 Jembatan Gantung Vertical Rescue Indonesia (VRI) Regional Lampung dengan dukungan Pramuka Kwarda Lampung, Relawan Tagana, PK-124 Arsa Candradimuka, Relawan Mahasiswa Unila, dan warga masyarakat kembali membangun jembatan gantung darurat sederhana Ke-11.


Relawan Kembali Bangun Jembatan Gantung Darurat Sederhana Ke-11


Gotong royong pembangunan jembatan gantung darurat sederhana kali ini dilaksanakan di Kampung Pekandangan, Kecamatan Pubian, Lampung Tengah. Para relawan dan masyarakat bersama-sama saling bergotong royong dengan penuh semangat meski dalam suasana puasa. Bahkan kegiatan juga dilakukan pada malam hari, sehingga jembatan gantung darurat sepanjang 30meter tersebut dapat dituntaskan dalam waktu hanya tiga hari.

Pada gotong royong Jembatan ke-11 ini Relawan VRI, Pramuka, dan Tagana mendapatkan dukungan juga dari PK-124 Arsa Candradimuka serta sejumlah mahasiswa Universitas Lampung (Unila). PK-124 Arsa Candradimuka merupakan sekumpulan putra putri terbaik dari berbagai daerah di Indonesia yang tergabung sebagai penerima beasiswa LPDP angkatan 2017 dari Kelompok Persiapan Keberangkatan (PK) 124 yang akan melanjutkan kuliah diberbagai Universitas terbaik di Luar Negeri. Sebelum pemberangkatan, para penerima beasiswa melakukan banyak kegiatan bakti sosial di masyarakat. Dan kali ini berkolaborasi dengan VRI dan Pramuka serta Tagana membangun jembatan penyambung asa di Provinsi Lampung.

Koordinator Vertical Rescue Indonesia Lampung, Muhammad Kariskun, menuturkan bahwa satgas sangat berterima kasih atas dukungan masyarakt baik kelompok maupun individu-individu dalam gerakan ini.

“Kehadiran dan dukungan baik dari rekan-rekan PK-124 Arsa Candradimuka maupun dari rekan-rekan mahasiswa Unila akan semakin memperkuat semangat gerakan ini. Yaitu wujud semangat kepedulian, kebersamaan, dan gotong royong,” ujar Kariskun.

Dirinya berharap kebersamaan ini akan terus berlanjut pada jembatan-jembatan selanjutnya karena filosofi besar dari gerakan ini adalah mewujudkan suatu Jembatan Asa, Jembatan Harapan. Karena masih banyak wilayah baik di Provinsi Lampung maupun di luar Lampung yang membutuhkan akses semacam ini di daerah-daerah pelosok terutama terkait akses pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi.

Sementara itu, Kepala Kampung Pekandangan Ade Makmun mewakili seluruh warga menyampaikan terima kasih yang kepada para relawan. Dia tidak menyangka bahwa pengerjaan jembatan dapat diselesaikan demikian cepat.

“Gotong royong dan kebersaman memang membuat semua menjadi mudah. Padahal kami bertahun-tahun menunggunya, sementara begitu dikerjakan cukup tiga hari langsung selesai. Semoga ini menjadi amal ibadah rekan-rekan relawan semua, apalagi dilaksanakan di Bulan Ramadhan,” ungkap Ade.

Kang Usep, salah satu tokoh masyarakat dan aktivis perhutanan, mengatakan bawha jembatan gantung darurat sederhana ini sangat bermanfaat karena memang sangat dibutuhkan oleh warga terutama sebagai penghubung antar dusun dan antar kampung.

Dengan keberadaan jembatan ini waktu tempuh terpangkas hingga setengah jam. Kontur daerah di wilayah ini memang berbukit-bukit dan sebagian besar masih berupa tanah berbatasan dengan hutan. Sehingga cukup berat bagi para anak sekolah, petani, dan pekebun jika harus berputar untuk mencapai sekolah, pasar, kebun, serta bersilaturahmi dengan keluarga di kampung lain.

“Inginnya kami, kalau bisa kami minta dibuatkan jembatan lagi di titik yang lain ya” ujar Kang Usep sambil tersenyum.

Sebelumnya Ekspedisi 1000 Jembatan Gantung Lampung untuk Indonesia juga telah menyelesaikan pembanguan jembatan ke-10 di Desa Maja, Kecamatan Marga Punduh, Pesawaran. Tim Satgas Relawan VRI, Pramuka, dan Tagana akan terus bergerak membangun jembatan asa dan terus mengkampanyekan Ekspedisi 1000 Jembatan Gantung Lampung untuk Indonesia sampai di pelosok-pelosok Lampung. Setia, Perkasa, dan Berbakti!
Diberdayakan oleh Blogger.