Celugam Kain Khas Lampung Barat Bermotif Warisan Leluhur

KATALAMPUNG.COM - Pemkab Lampung Barat didukung oleh para desainer terus berupaya untuk mengembangkan kain khas daerah setempat. Salah satunya, kain bermotif celugam yang merupakan kain khas Bumi Sekala Beghak yang berbentuk potongan potongan kain segitiga berwarna merah, orange, hitam dan putih menyatu menjadi motif–motif unik dan antik.


Celugam Kain Khas Lampung Barat Bermotif Warisan Leluhur


Dalam perkembangannya Celugam ini kini mulai dikembangkan menjadi berbagai produk kebutuhan sehari hari, seperti Sarung Bantal Kursi, Taplak Meja, Tatakan Gelas, Bungkus Aqua, Kotak Tisu, Tas, busana dan banyak lagi produknya. Selain itu untuk membuat agar Celugam lebih menarik dan dapat diminati oleh semua kalangan celugam saat ini mulai dikembangkan dalam bentuk SulamTapis dan Bordir.

Dedi Edwin salah seorang desainer dan juga staff Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Lambar mengungkapkan, celugam ini dipercaya sudah turun temurun dipakai oleh masyarakat Lambar, hal ini diperkuat oleh adanya kerajaan Sekala Beghak, karena biasanya tempat duduk atau singgasana kerajaan skala beghak merupakan tumpukan kasur (susunan kasur) dengan bagian depan kasur dilapisi Celugam atau biasanya disebut Pudak Palsu.

”Biasanya pada kasur yang digunakan untuk alas duduk oleh Suntan (raja) atau Pengantin memiliki tingkatan kasur sesuai dengan gelar si pemakai, dan motif Celugam yang digunakan disetiap tingkatan kasur berbeda beda,” ungkapnya.

Dijelaskan Dedi, motif-motif dari celugam ini yakni, Puttut Manggus, Apipon, Cumcok, Kekeris dan Lalamban. Kelima motif tersebut memiliki keunikan keunikan tersendiri dan sistem pengerjaan yang berbeda-beda dan Pengerjaannya identik lebih mendekati ke teknik Patchwork (penyambungan penyambungan kain segitiga.

”Untuk motif Puttut Manggus atau dalam bahasa indonesianya Bagian Bawah Buah Manggus yang berbentuk Bunga (dibaca: Pantat Manggis) ini memiliki bentuk segitiga seperti bintang yang terdiri dari hitam putih, merah orange. Selanjutnya motif Apipon yang menyerupai gerigi yang biasanya dijadikan sebagai pemanis dalam susunan Celugam ini sendiri, yang hal ini tidak lepas dari sebutan Bilai,” kata dia.

Lalu motif lainnya yakni Cumcok yang sama halnya dengan Apipon Cumcok ini juga digunakan Sebagai Bilai (Pemisah/Pembatas dari satu motif ke motif Lain) memiiki bentuk seperti segiempat yang disambung dengan warna berbeda-beda.

”Selanjutnya motif Kekeris yang memasukkan semua warna dari celugam ini sendiri yaitu Merah, Orange, Hitam, Putih. Dan terakhir motif Lalamban, yang merupakan motif yang banyak digunakan,” paparnya.

Dedi juga mengungkapkan, untuk pemasaran celugam pada saat ini mulai merambah kabupaten lain dan provinsi Lampung. Mengingat potensi akan celugam ini sangat bagus dilihat dari tingginya permintaan di kabupaten Lambar sendiri sebagai pemilik Celugam.

”Selain, di wilayah Lambar permintaan celugam juga diminati kabupaten tetangga Oku Selatan Provinsi Sumatera Selatan, di Kabupaten ini permintaan Celugam Hampir sama dengan permintaan di Lampung Barat sendiri,” imbuhnya.

Dedi melanjutkan, saat ini, Celugam juga mulai diminati oleh beberapa kabupaten/kota diprovinsi Lampung untk dikembangkan dalam bentus Tas Pesta dan busana Pesta. Adapun beberapa Tehnik Pemasaran yang sudah diterapkan untuk Kerajinan Antik Celugam ini diantaranya membuat inovasi inovasi produk sesuai kebutuhan masyarakat yan tidak dibatasi oleh wilayah dan kegunaan, agar celugam ini dapat diterima oleh seluruh masyarakat Lampung khususnya Indonesia pada umumnya perlu diadakan inovasi.

”Inovasi tersebut seperti celugam dibuat dalam bentuk Batik, Tapis atau Bordir. Kemudian, diolah menjadi dalam bentuk busana, accecories atau produk Fashion Lainnya. Karena jika dipertahankan dalam bentuk aslinya dan tidak dibuat produk produk umum maka pemasaran akan stagnan di wilayah Lampung Barat saja,” ujarnya.

Dari produk inovasi tersebut, terus dia, pasar target pertama yang harus di ambil adalah Pemerintah Kabupaten Lampung Barat, karena ini akan mempercepat penjualan dan promosi baik di dalam maupun diluar kabupaten.

”Kemudian untuk mempercepat pengenalan Celugam pada Masyarakat umum setiap event atau pun icon kedaerahan di masukkan unsur celugam sehingga celugam ini menjadi trend dikalangan masyarakat. Dan juga Media promosi online terbuka luas bagi semua kalangan sehingga promosi yang paling efektif di era digital ini adalah promosi secara online baik melalui Facebook, Instgram, dan sosial media lainnya,” pungkas Dedi Edwin. (hlb)
Diberdayakan oleh Blogger.