Menjadi Tuan Rumah IMF-World Bank Group Forum 2018: Peluang Branding Tak Ternilai (Bagian 2 dari 2 Tulisan)
![]() |
Ilustrasi: Bali |
Kehadiran seluruh pelaku utama sektor keuangan beserta perhatian dunia pada Indonesia dimana akan hadir sekitar 15.000 peserta dari 189 negara ini akan memberikan berbagai manfaat untuk bangsa ini sendiri, diantaranya:
Kenaikan kontribusi sektor pariwisata
terhadap GDP Indonesia
Sebagai
salah satu sektor ekonomi terbesar di dunia, pariwisata dapat menciptakan
pekerjaan, mendorong ekspor, dan menghasilkan kemakmuran di seluruh dunia, tak
terkecuali Indonesia. Sektor pariwisata diharapkan mampu
menjadi kontributor terbesar terhadap PDB Indonesia pada tahun 2019, menggusur
sektor migas yang sumbangannya terus menurun. Ekspektasi pemerintah untuk
sektor pariwisata sangat tinggi, Indonesia diproyeksikan dikunjungi oleh 20
juta wisatawan manca negara dengan devisa sekitar Rp 280 triliun. Penyerapan
tenaga kerja di sektor pariwisata mencapai 12,6 juta orang dan indeks daya
saing pariwisata Indonesia diproyeksikan berada di peringkat ke-30 dunia.
Pembangunan
Industri Pariwisata diarahkan untuk meningkatkan partisipasi usaha lokal dalam
industri pariwisata nasional serta meningkatkan keragaman dan daya saing
produk/ jasa pariwisata nasional di setiap destinasi pariwisata yang menjadi
fokus pemasaran melalui beberapa langkah, diantaranya pembinaan usaha
pariwisata bagi masyarakat lokal, fasilitasi investasi usaha sektor pariwisata,
pengembangan standarisasi dan sertifikasi usaha dan produk pariwisata, serta
pengembangan intergrasi ekosistem industri pariwisata.
Dengan
menjadi tuan rumah IMF-WBG Forum 2018, kesempatan yang sangat besar untuk
menggairahkan perekonomian setempat juga diharapkan dapat meningkatkan GDP
Indonesia dari kontribusi sektor pariwisata di sejumlah destinasi wisata di
Indonesia dengan menampilkan nilai ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, dan warisan
budaya yang luar biasa yang dapat dibawa oleh sektor pariwisata Indonesia ke
hadapan dunia. Terdapat 3 tingkatan manfaat yang dapat disuguhkan oleh industri
ini, diantaranya:
Pertama, manfaat secara langsung yang
didapat dari sisi akomodasi dimana ajang ini merupakan kesempatan emas untuk
hotel-hotel lokal melakukan branding
dengan menempatkan keterampilan kuliner dan perjamuan mereka secara penuh.
Selain itu, kehadiran peserta acara yang yang sangat banyak akan meningkatkan
pendapatan pariwisata melalui catering,
hiburan, rekreasi, transportasi, dan jasa lokal lainnya.
Kedua, manfaat secara tidak langsung,
yakni rencana pemerintah untuk melakukan perbaikan infrastruktur diantaranya
percepatan pelaksanaan penyelesaian underpass
ke Bandara, Tanjung Benoa cruise terminal
yang terkatung-katung selama 17 tahun dan pembangunan TPA Suwung yang lama
terbengkalai akan memberikan keuntungan bagi rakyat Indonesia serta mendorong
investasi infrastruktur yang menguntungkan industri lainnya.
Ketiga, manfaat lainnya yang dibawa oleh kedatangan dunia ke
Indonesia terhadap perdagangan internasional juga mendorong investasi oleh
perusahaan domestik dan oleh investor asing langsung ke negeri ini. Investasi
langsung asing (FDI) yang dihasilkan dari kedatangan dunia ke Indonesia akan
meningkatkan permintaan pasokan lokal untuk ekonomi domestik, dan membawa
perbaikan dalam neraca perdagangan. Hal ini juga dapat menciptakan produk baru
dan memberikan peluang bagi bisnis lokal lebih berinovasi dan berlomba-lomba
untuk meraih keuntungan pada acara tersebut.
Ketiga manfaat tersebut jelas akan memberikan akselerasi
kontribusi sektor pariwisata terhadap PDB Indonesia. Selain itu, datangnya
dunia ke Indonesia dapat menambah citra bahwa Bali tidak hanya dapat digunakan
untuk pariwisata melainkan juga sebagai tujuan ideal, terutama untuk bisnis dan
pertemuan.
Namun
terdapat lag dalam pencapaian manfaat
sektor pariwisata dengan kondisi Indonesia sekarang. Pertama, secara aktual
sektor pariwisata di Indonesia belum didukung sepenuhnya dengan sarana
infrastruktur yang memadai. Padahal kita tahu bahwa infrastruktur adalah hal
yang paling penting dalam industri pariwisata. Tanpa infrastruktur yang baik,
maka sulit rasanya memajukan sektor pariwisata. Maka dari itu, pemerintah harus
memiliki komitmen untuk meningkatkan infrastruktur dan melengkapi sarana dan
prasarana yang diperlukan. Koordinasi antar instansi terkait harus ditingkatkan
sehingga pembangunan di sektor pariwisata dapat saling mendukung antara satu
daerah dengan daerah lain dan tidak menjadi kompetisi. Selain itu, jaminan
keamanan juga merupakan aspek penting dalam pengembangan pariwisata. Bagi
pelaku bisnis yang terkait dengan industri pariwisata, diharapkan dapat
menciptakan produk-produk baru yang kreatif dan inovatif sehingga dunia
pariwisata di Indonesia terus menunjukkan kemajuan.
Selain
perbaikan infrastruktur, dibutuhkan pula SDM yang mumpuni untuk pemberdayaan
masyarakat di destinasi pariwisata. Agar meninggalkan kesan yang baik bagi
negara-negara pendatang, maka Indonesia harus membuat SDM di sektor terkait
kompeten dalam hal pelayanan. Kebijakan yang dapat dilakukan dalam hal ini
ialah pembangunan kelembagaan pariwisata yang diarahkan untuk membangun sumber
daya manusia pariwisata serta organisasi kepariwisataan nasional dengan
berbagai strategi, diantaranya berkoordinasi dengan perguruan tinggi
penyelenggara pendidikan sarjana di bidang pariwisata, peningkatan kualitas
penelitian dan pengembangan kebijakan kepariwisataan, serta mengelola dan
mengendalikan manajemen perubahan.
Jika
keduanya tercapai, maka pertemuan IMF-WBG Forum 2018 sebagai ajang peningkatan
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif dan pembangunan yang berkelanjutan
sangat optimis dapat tercapai.
Kembali ke: Menjadi Tuan Rumah IMF-World Bank Group Forum 2018: Peluang Branding Tak Ternilai (Bagian 1 dari 2 Tulisan)
Pojok Kata/Opini: Menjadi Tuan Rumah IMF-World Bank Group Forum 2018: Peluang Branding Tak Ternilai
Penulis: Sonia Anggun Andini
Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Ekonomi FEB Universitas Indonesia
Pojok Kata/Opini: Menjadi Tuan Rumah IMF-World Bank Group Forum 2018: Peluang Branding Tak Ternilai
Penulis: Sonia Anggun Andini
Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Ekonomi FEB Universitas Indonesia