Prihatin Kondisi Sekolah Madrasah Ibtidaiyah di Datar Lebuay, IMAMTA Cs Salurkan Bantuan

KATALAMPUNG.COM - Pendidikan adalah jalan terbaik meningkatkan taraf kehidupan sebuah generasi bangsa, tak terkecuali di Tanggamus. Namun apa yang dijumpai di Dusun Talang Kepayang Pekon Datar Lebuay Kecamatan Air Naningan Kabupaten Tanggamus, bisa menjadi potret pendidikan daerah terpencil di tanah air khususnya Tanggamus.


Prihatin Kondisi Sekolah Madrasah Ibtidaiyah di Datar Lebuay, IMAMTA Cs Salurkan Bantuan


Adalah Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al-Hikmah yang berada di Dusun Talang Kepayang, Pekon Datar Lebuay, Kecamatan Air Naningan, Tanggamus. Sekolah yang berdiri pada tahun 1972 ini pada awalnya berlokasi di kawasan Sekampung Kuning. Kemudian pada tahun 1983 diputuskan untuk pindah ke Dusun Talang Kepayang.

Mirisnya, kondisi sekolah yang tidak menarik bayaran pada siawa ini terbuat dari bangunan kayu, berdinding papan, beratap genteng dan berlantai tanah.

Prihatin Kondisi Sekolah Madrasah Ibtidaiyah di Datar Lebuay, IMAMTA Cs Salurkan Bantuan


Atas keprihatinan itu, Ikatan Mahasiswa dan Pemuda Tanggamus (IMAMTA) bersama Relawan Literasi Tanggamus, Forum Literasi Lampung (FLL) Provinsi, Relawan Rumah Baca Pada Suka Pintar dan salah satu Anggota DPRD Provinsi Lampung Hi. Akhmadi Sumaryanto, pada Sabtu (29/9) melakukan kunjungan.

Kehadiran mereka sekaligus memberikan bantuan berupa buku dan alat tulis pada siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta Al-Hikmah. Kunjungan yang dilakukan IMAMTA dan kawan-kawan relawan ini merupakan bentuk kepedulian Mahasiswa Pemuda Tanggamus terhadap pendidikan khusus di daerah terpencil.

“Bisa dibayangkan, seperti apa kondisi waktu belajar setiap hari. Di sisi lain, guru pun seakan hanya berbekal idealisme mereka sebagai pengajar, tanpa imbalan yang memadai sebagai pemberi ilmu bagi masa depan muridnya,” ujar Eka Wahyu Safitri, mahasiswi Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah UIN RIL selaku Kadiv Kaderisasi IMAMTA, Sabtu, 29 September 2018.

“Lain lagi dengan kondisi anak-anak usia sekolah di Pekon Datar Lebuay. Kondisi desa yang terpencil, memaksa setiap anak yang ingin mengenyam pendidikan dasar harus berjalan kaki melewati bukit terjal dan hutan. Anak-anak ini menempuh jarak 2-7 km berjalan kaki agar bisa sampai ke sekolah,” tambahnya.

Eka juga tak bisa membayangkan, bagaimana anak-anak ini akan berangkat sekolah ketika musim penghujan tiba. “Tentu kondisi jalan, tanah liat akan berubah menjadi becek berlumpur,” ujarnya.

Namun, Eka optimis, kondisi itu tidak akan menyurutkan tekad mereka untuk mencapai cita-citanya.



Menurut Eka, hingga kini masalah ketersediaan sarana dan fasilitas sekolah yang memadai bagi anak-anak di Pekon Datar Lebuay, belum terselesaikan.

“Proses belajar mengajar juga kerap terbentur oleh SDM yang ada. Hal ini menyusul kurangnya tenaga pendidik yang hanya berjumlah 7 pendidik yang bermodalkan rasa peduli terhadap keberlangsungan anak bangsa,” kata Eka.

Lokal yang tersedia memang ada 6 sesuai kelasnya. Namun, dalam satu kelas tiap angkatan tidak mencapai 10 siswa. “Pada tahun ajaran 2018/2019 kali ini jumlah siswa/i MIS Al-Hikmah sebanyak 50 siswa,” papar Eka.(mgd)
Diberdayakan oleh Blogger.