Taktik Baru Peredaran Narkoba Masuk Lampung

KATALAMPUNG.COM - Perang penegak hukum versus peredaran narkoba di Provinsi Lampung bergerak ke hal baru. Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Lampung dalam pengungkapan dua minggu terakhir temukan taktik baru peredaran narkoba lintas provinsi yang masuk ke Lampung.
 

Taktik Baru Peredaran Narkoba Masuk Lampung


"Taktik baru ini pertama terungkap pada penindakan 29 September 2018 sekitar pukul 04.30 WIB lalu di Jalan Gatot Subroto. Kalau biasanya narkoba itu masuk dari wilayah Aceh, Medan hingga Palembang masuk Lampung lanjut ke Pulau Jawa. Sekarang berubah arah. Jadi dari Jawa masuk ke Lampung, " kata Kepala BNN Lampung Brigjend Tagam Sinaga dalam ekspos di Kantor BNNP Lampung, Senin 15 Oktober 2018.

Dari penindakan ini, ada empat tersangka diringkus. Dinda, Andina, Fikriyansyah dan Khairul.

Dinda dan Andina adalah kurir yang membawa sabu 500 gram dengan menumpang bus Damri Executive jurusan Bogor - Lampung.

Fikriyansyah dan Khairul bertugas stand by di Jalan Gatot Subroto menjemput sabu yang dibawa Dinda dan Andina.  

"Lalu pada 11 Oktober 2018 kami ringkus tersangka Dwi Adelianto yang membawa dua kilogram sabu kristal dengan menumpang bus Laju Prima Jurusan Kalideres - Palembang. Saat disekitar flyover Korpri sudah ada RH menunggu. Anggota bergerak, RH yang membonceng tersangka Dwi malah menabrak anggota. Tindakan tegas dilepaskan. RH tewas dilokasi, Dwi diberi tembakan melumpuhkan. RH baru hitungan bulan keluar Lapas dengan kasus sama. Dia ini kurir yang naik kelas jadi bandar, " terang Tagam detail.

Adu cerdik penegak hukum versus peredaran narkoba di Lampung masuk babak baru. Kali ini lewat modifikasi modus dengan perubahan jalur distribusi. Untuk akses kurir, masih mengandalkan jalur darat dengan perjalanan malam masih jadi favorit untuk mengaburkan jejak dari endusan pihak berwenang.

Diketahui, Dinda, warga Lampung, jadi semacam 'tour guide' alias penunjuk jalan bagi Andina yang baru berkarir sebagai kurir narkoba.

"Keduanya berteman dan pemakai. Suka makai bareng. Nah, si A (Andina, warga Bogor-red) dapat tugas bawa sabu ke Lampung. Dia nggak tahu wilayah Lampung makanya dia minta bantuan D (Dinda-red) yang memang warga Garuntang untuk memandu, " jelas Plt Kabid Pemberantasan Richard Partahi Lumban Tobing.

Solusi kreatif tapi negatif itu disebut Richard berlaku ke penyebaran narkoba jenis lain.

Posisi Lampung berada diurutan ketiga di Pulau Sumatera sebagai daerah peredaran narkoba terbesar dan peringkat delapan nasional membuat bermacam trik pasti hadir. Belum lagi catatan BNNP Lampung bahwa saat ini tingkat konsumsi dan edar sabu di Lampung mencapai tujuh kilogram per hari.

Berbagai penindakan dan upaya preventif yang dilakukan sinergi Polda Lampung + BNNP + masyarakat memang menyulitkan narkoba masuk dan keluar Lampung sementara permintaan tetap tinggi. Saat narkoba tersebut bisa lolos ke Lampung, pasti langsung diserap habis. Jalur darat dan sistem peredaran terputus masih jadi andalan para bandar.

Taktik Baru Peredaran Narkoba Masuk Lampung


Tersangka Dinda sebut tidak tahu kalau temannya Andina membawa 500 gram sabu yang disembunyikan dalam tas. Sering bersama dalam pesta sabu diakui Dinda bukan jaminan dia mengetahui rekan kerjanya tersebut naik kelas dari penyalahguna menjadi kurir.

Sementara tersangka Andina mengaku dipecat dari pekerjaan, sementara sabu sudah menjadi kebutuhan pokok. Warga Bogor itu juga mengakui dia yang berinisiatif menemui langsung sang bandar untuk mendapatkan pekerjaan sebentar tapi hasilnya berkali lipat, yakni sekitar Rp10 juta.(Topu/HPL/Ig)
Diberdayakan oleh Blogger.