Bachtiar Basri: Berkaryalah dengan Harga Diri, Jangan Sampai Jadi Pelukis 'Recehan'
Semakin indah, ekslusif,
dan bernilai sebuah karya, dari sisi ekonomi otomatis akan melambungkan nilai
harganya. Bahkan bagi pecintanya, membuat nilai karya tersebut menjadi tidak
terhingga.
Sekelimut pesan, kesan,
sekaligus harapan itu muncul pada acara Pelantikan Pengurus Komunitas Pelukis
Indonesia (Kompi) Lampung periode 2018-2021, Selasa (5/12/2018) di Ruang
Sungkai Kantor Gubernur Lampung. Dengan mengusung tema "Bersama KOMPI Lampung kita bersinergi dalam
NKRI lewat Seni dan Budaya".
Ketua Dewan Pembina Harian
Kompi Lampung, Bachiar Basri berharap, dengan adanya pengukuhan pengurus baru
mampu membawa angin segar di dunia perlukisan Lampung. Di mana, harapannya
karya lukis dan pelukisnya tidak hanya dikenal pada skala lokal, tapi juga
nasional, bahkan mancanegara.
"Saya mengajak
semuanya untuk berkarya, meningkatkan kemampuan diri, berlatih, dan terus
berupaya menghasilkan karya-karya apik.
Bila karya yang dihasilkan baik, maka bakal terbuka pasar yang luas dan
otomatis berdampak pada kehidupan
pelukis itu sendiri," kata Bactiar.
"Jadi, karya apik
pelukis tidak hanya teronggok di gudang selepas dihasilkan. Tapi, bagaimana
karya itu mampu menemukan marketnya. Ini adalah tanggung jawab bersama, mulai
dari pelaku seni, pemerintah, masyarakat,
dan pihak terkait lainnya," sambungnya.
Menurutnya, bila itu
terjadi para pelukis juga bangga dengan profesinya sebagai pelukis. Di mana,
ada harapan pemerintah turut mendukung, pengusaha, masyarakat, serta pihak
lainnya.
Hal senada juga diungkapkan
Ketua Kompi pusat, Sembilang Sutan Fanhar mengatakan, dengan adanya seni dan
budaya ini kita bisa mempersatukan bangsa kita, karena selama ini yang di lihat
Indonesia miskin dengan seni dan budaya. "Maka saya bentuk Kompi Lampung,
karena ini selama ini khususnya seni lukis itu kurang mendapatkan perhatian
dari pemerintah pusat maupun daerah," keluhnya.
Untuk ke depan, dia
berharap, Lampung mampu menjadi sentral seni rupa. Di mana, sejauh ini sudah
banyak daerah yang menunjukkan melalui seni daerah tersebut bisa maju.
Contohnya seperti Bandung, Yogyakarta, dan sebagainya.
Menurut Fanhar, terpenting
bisa maju bersama membangun budaya bersama, untuk perkembangan di Lampung yang
terbilang baru berkembang. Sebelumnya, pelukis Lampung seolah mati suri, karena
selama ini pelukisnya susah mencari market.
"Saya juga pernah
berharap kepada teman-teman pelukis kalau bisa kita itu jangan mengambil uang
dapur untuk lukisan, tapi uang lukisan untuk dapur," ucapnya.
Saya ingin membuktikan
kepada bangsa kita bahwa pelukis itu bisa kaya dengan cara marketnya dan
pemeasarannya tetap sasaran.
"Saya tidak mau
pelukis itu duduk dipinggir jalan dengan order 50-100 Ribu akhirnya hasilnya
tidak maksimal karena tuntutan hidup, saya berharapnya lukisan itu layak
dipamerkan di gedung Hotel dan Mall, inilah untuk mengangkat karya seni kita
dan kehidupan pelukis juga terangkat," tutupnya.
Sementara Ketua KOMPI
Lampung, Yeyen Oktaviani menyampaikan, dalam waktu dekat pihaknya akan
melakukan pendidikan kepada anak-anak. Pasalnya, selama ini mereka selalu
merangkul pelukis-pelukis dewasa. Apalagi, anak usia dini bisa dirangkul dalam
rangka membina bakat dan memperkenalkan tentang apa itu lukisan.
"Nanti kita akan
membuat lomba menggambar dan mewarnai, tetapi yang dewasa-dewasa yang sudah
biasa melukis itu nanti langsung atraksi disitu," Ucapnya
Selain itu, Untuk masalah
kegiatannya kemungkinan itu kita tetapkan bulan Januari dan untuk tempat kita memakai
di MBK, tetapi sekarang sedang kita confirmasi dulu.
"Dengan adanya
pelantikan pengurus ini kita akan besama-sama bergandengan tangan untuk
memajukan kesejahteraan pelukis," katanya.
Reporter: Cholik
Editor: Fery
Reporter: Cholik
Editor: Fery