Lampung Berhasil Kendalikan Inflasi, Bank Indonesia Apresiasi Kinerja TPID
KATALAMPUNG.COM -
Keberhasilan Provinsi Lampung mengendalikan inflasi menuai pujian Kepala
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Budiharto Setyawan. Menurutnya, hal
itu berkat kerja keras semua pihak, terutama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).
"Inflasi Lampung
yakni tercatat sebesar 2,41% yang lebih rendah dari inflasi nasional yakni
sebesar 3,24% yang artinya lebih baik, dan tercatat dibulan November 2018 ini
inflasi Lampung juga lebih baik dibandingkan rata-rata inflasi tahunan di Privinsi
Lampung selama 3 tahun belakangan yakni sebesar 4,16%," ujar Budiharto
Setyawan, pada acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Tahun 2018 yang
dilaksanakan di Ruang Auditorium Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Lampung, Selasa (18/12/18).
"Keberhasilan
pencapaian inflasi ini tidak lepas dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)
Provinsi maupun Kabupaten/Kota yang senantiasa terus berfokus pada menjaga
ketersediaan dan distribusi bahan pangan strategis," tambah Budiharto.
Budiharto menjelaskan seiring
perkembangan perekonomian global, nasional dan regional di Provinsi Lampung di
tahun 2018 serta beberapa tahun kedepan, diproyeksikan perekonomian Lampung di
2019 akan tumbuh pada kisaran 5,1% - 5,5% yang artinya menguat dibandingkan
proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional yakni sekitar 5,2%.
"Pertumbuhan ekonomi
Lampung terutama akan ditopang oleh solidnya konsumsi swasta didorong oleh disposable income di tahun 2019, berlanjutnya pembangunan investasi swasta dan
pemerintah serta konsumsi pemerintah menjelang pelaksanaan pemilihan umum dan
disamping itu juga ditopang oleh harga komoditas dunia unggulan ekspor Lampung
seperti kopi dan kelapa sawit. Sehingga hal-hal tersebut menjadi faktor
pendorong pertumbuhan ekonomi Lampung," ujarnya.
Gubernur Lampung Muhammad
Ridho Ficardo yang diwakili oleh Kepala Biro Perekonomian Lukmansyah
menjelaskan bahwa secara sektoral, penggerak ekonomi Lampung masih bertumpu
pada 3 (tiga) sektor utama yakni sektor Pertanian, sektor Industri Pengolahan
serta sektor Perdagangan Besar dan Eceran dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
dengan porsi masing-masing sebesar 31,16%, 19,43% dan 11,02%.
"Dengan
capaian-capaian tersebut, Indeks Daya Saing Provinsi Lampung terus mengalami
peningkatan. Data yang dirilis oleh Asian
Competitiveness Institute (ACI) menunjukkan di tahun 2015 peringkat
Provinsi Lampung tercatat ke-25 dan di tahun 2018 naik hingga 14 level mecapai
posisi ke-11. Kekuatan Lampung dapat dilihat dalam hal pemerintahan dan
institusi publik serta kondisi finansial, bisnis dan tenaga kerja,"
ujarnya.
Lukmansyah mengingatkan
potensi yang ada di Provinsi Lampung hanya akan menjadi sekadar potensi apabila
masyarakat Lampung tidak mengetahui bagaimana cara memanfaatkannya.
"Dengan adanya
pertemuan ini semoga didapatkan ide-ide terobosan yang mampu membuat Provinsi
Lampung membuat lompatan jauh dalam mengejar pembangunan agar setara dengan
provinsi maju lainnya," ujarnya.
Pada acara tersebut juga
dilakukan pemberian penghargaan bagi Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung yang
telah berkontribusi besar dalam mendorong peningkatan investasi yang besar
kepada Provinsi Lampung, yakni terbaik pertama Kota Bandar Lampung, terbaik
kedua Kabupaten Pesawaran dan diikuti oleh terbaik ketiga yakni Kabupaten
Pesisir Barat.(Humas Prov Lampung)